Berita
Cilegon, Ahad (19/1/2025) – Dalam rangka memperluas jangkauan informasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026, sejumlah ustadz dan santri dari Al-Hanif Islamic Boarding School, Cikerai, Cibeber, Cilegon-Banten, turut serta menjaga stand promosi di area Car Free Day (CFD) Kota Cilegon. Acara berlangsung dari pukul 07.00 hingga 11.00 WIB. Bertempat di tenda yang berdiri strategis di kawasan CFD, para ustadz dan santri dengan antusias membagikan brosur kepada para pengunjung. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan program unggulan dan fasilitas yang ditawarkan oleh Al-Hanif Islamic Boarding School, salah satu pesantren modern yang memadukan pendidikan berbasis agama Islam dan pendidikan formal berkualitas. Menurut salah satu ustadz yang turut hadir, kegiatan ini menjadi momentum penting untuk mendekatkan pesantren kepada masyarakat. "Kami ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa Al-Hanif Islamic Boarding School berkomitmen mencetak generasi yang unggul dalam ilmu agama dan umum, serta memiliki akhlak mulia," ujarnya. Para santri yang ikut berpartisipasi juga terlihat bersemangat dalam menyapa pengunjung dan memberikan penjelasan tentang program-program pesantren, mulai dari kurikulum terpadu hingga berbagai fasilitas modern yang mendukung proses pembelajaran. Salah satu pengunjung CFD, Andi, menyampaikan kesannya setelah mendapatkan informasi dari stand tersebut. "Saya senang ada stand seperti ini. Informasi yang diberikan sangat jelas, dan saya tertarik untuk mempertimbangkan mendaftarkan anak saya di Al-Hanif," ujarnya. Dengan kegiatan ini, Al-Hanif Islamic Boarding School berharap dapat menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan informasi tentang pendidikan berbasis boarding school, khususnya di wilayah Cilegon dan sekitarnya. Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat menghubungi kontak yang tertera pada brosur atau langsung mengunjungi pesantren yang berlokasi di Cikerai, Cibeber, Cilegon-Banten. Unggulan, PPDB, sekolah, pondok, pesantren, boarding, school, smpit, bagus, Cilegon, Banten
= 12Al-Hanif Islamic Boarding School, atau dikenal juga sebagai Pondok Pesantren Al-Hanif Cilegon, adalah sebuah lembaga pendidikan yang berlokasi di Jalan Pejaten, Kelurahan Cikerai, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon. Meskipun kegiatan belajar mengajarnya baru berjalan selama 18 bulan, pesantren ini telah menunjukkan komitmennya untuk mencetak generasi unggul dalam bidang akademik dan keislaman. Salah satu program unggulan terbaru yang diperkenalkan adalah kelas huffadz, yaitu program khusus untuk menghafal Al-Qur'an sebanyak 30 juz dalam waktu minimal 3 tahun. Program ini dirancang untuk mendukung santri yang memiliki potensi besar dalam menghafal Al-Qur'an dengan didampingi oleh pengajar profesional dan metode yang terstruktur. Seleksi Ketat untuk Kualitas Terbaik Tidak semua santri dapat mengikuti program ini. Dari total 21 santri yang mendaftar, hanya 10 santri yang lolos seleksi berdasarkan kemampuan mereka dalam membaca Al-Qur'an, kesungguhan, serta kecakapan dalam menghafal. Seleksi ini bertujuan untuk memastikan bahwa peserta yang terpilih adalah mereka yang benar-benar mampu mengikuti intensitas program yang cukup ketat. Halaqah Perdana Bersama Ustadz Luthfi Hafizhahullah Setelah program ini berjalan sekitar satu pekan, tepat pada hari Jum’at sore, 24 Januari 2025, kesepuluh santri penghafal ini berkesempatan bertemu dengan Ustadz Luthfi Hafizhahullah, seorang hafizh Al-Qur'an bersanad. Momentum ini menjadi sesi halaqah perdana bagi mereka dengan beliau. Kehadiran beliau diharapkan dapat memberikan inspirasi dan motivasi besar bagi para santri yang terlibat. Metode dan Pendampingan Intensif Program tahfizh 30 juz ini dirancang dengan metode khusus yang meliputi: 1. Setoran harian: Santri akan menyetorkan hafalan baru setiap hari kepada pembimbing. 2. Murajaah (pengulangan): Hafalan sebelumnya akan terus diulang agar tidak mudah terlupakan. 3. Monitoring ketat: Setiap santri akan mendapatkan evaluasi mingguan untuk memastikan progres hafalan mereka. 4. Lingkungan kondusif: Suasana pesantren mendukung penuh suasana ibadah dan hafalan Al-Qur'an. Harapan dan Doa untuk Kesuksesan Program Program ini merupakan langkah besar bagi Al-Hanif Islamic Boarding School untuk menjadi lembaga yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga mampu mencetak generasi penghafal Al-Qur'an (huffadz) yang berkualitas. Diharapkan program ini dapat berlangsung dengan istiqamah dan berhasil mencetak para hafizh Al-Qur'an yang mampu menyelesaikan hafalannya dalam waktu 3 tahun. Semoga para santri yang terlibat dalam program ini menjadi penghafal Al-Qur'an yang tidak hanya hafal secara teks, tetapi juga memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
= 3Cilegon, 10 Februari 2025 – AHIBS sukses menyelenggarakan Super Kids Camp, sebuah program edukatif dan rekreatif yang dirancang khusus untuk siswa SD kelas 4, 5, dan 6 laki-laki dari Cilegon dan Serang. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Sabtu dan Ahad, 8-9 Februari 2025, di Perbukitan AHIBS Cikerai, Cibeber, Cilegon-Banten. Acara dimulai pada hari Sabtu pukul 14.00 WIB dan berakhir pada Ahad pukul 08.00 WIB, diikuti oleh lebih dari 30 peserta. Selama kegiatan, para peserta dibagi ke dalam dua ruangan besar sebagai tempat tidur mereka, dan setiap kelompok dibersamai oleh dua santri AHIBS yang berperan sebagai pendamping. Agenda Seru dan Mendidik Super Kids Camp mengusung tema Melatih Akhlak Menjadi Hebat, dengan berbagai kegiatan yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga membangun karakter dan kecerdasan peserta. Di antara agenda yang dilaksanakan adalah: 1. Kajian Keutamaan Ilmu 2. Futsal, Memanah, Tenis Meja, dan Berkuda 3. Shalat Wajib Berjamaah 4. Kajian tentang Akhlak dan Adab 5. Kajian Keutamaan Sahabat Nabi 6. Treasure Hunt/Night Quest: Hunt Through the Dark 7. Shalat Tahajud dan Dzikir Pagi 8. Halaqah Tahsin Al-Qur’an 9. Jogging Mengitari Lingkungan AHIBS 10. Dan kegiatan seru lainnya. Para peserta diajak untuk tidak hanya meningkatkan ilmu dan wawasan keislaman, tetapi juga memperkuat fisik serta keterampilan sosial mereka melalui berbagai aktivitas seru dan menantang. Dukungan terhadap Program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Selain memberikan pengalaman berharga dalam hal kemandirian, disiplin, dan keberanian, Super Kids Camp juga secara langsung mengaplikasikan program yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed, yaitu 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Kegiatan ini membentuk karakter peserta agar memiliki kebiasaan positif dalam kehidupan sehari-hari, 7 kebiasaan itu adalah sebagai berikut: 1. Bangun pagi 2. Beribadah 3. Berolah raga 4. Makan sehat dan bergizi 5. Gemar belajar 6. Bermasyarakat 7. Tidur cepat Manfaat bagi Peserta dan Orang Tua Program ini tidak hanya bermanfaat bagi peserta, tetapi juga bagi orang tua yang ingin membentuk anaknya menjadi pribadi yang lebih baik. Beberapa manfaat utama yang dirasakan dari Super Kids Camp ini antara lain: 1. Meningkatkan pemahaman agama melalui kajian dan ibadah berjamaah 2. Melatih kemandirian dalam menjalani aktivitas tanpa bergantung pada orang tua 3. Menumbuhkan jiwa kepemimpinan melalui interaksi sosial dan teamwork 4. Mengembangkan keberanian melalui kegiatan petualangan seperti treasure hunt/night quest 5. Membiasakan gaya hidup sehat melalui olahraga dan kegiatan fisik Dengan berbagai manfaat yang diberikan, diharapkan Super Kids Camp dapat menjadi agenda rutin yang semakin diminati oleh orang tua dan peserta. Bahkan, banyak orang tua yang menyatakan ketertarikannya untuk mendaftarkan anak mereka ke AHIBS setelah melihat dampak positif dari kegiatan ini. AHIBS: Pilihan Tepat untuk Pendidikan Karakter Islami Kegiatan ini juga menjadi gambaran bagaimana sistem pendidikan di AHIBS menekankan pentingnya akhlak dan karakter. Dengan konsep pendidikan berbasis nilai-nilai Islam dan keterampilan abad ke-21, AHIBS terus berkomitmen mencetak generasi muda yang unggul dalam akademik, spiritual, dan sosial. Bagi orang tua yang tertarik untuk mendaftarkan putranya ke AHIBS atau ingin mendapatkan informasi lebih lanjut tentang program-program pendidikan di AHIBS, silakan kunjungi website resmi kami atau datang langsung ke kampus AHIBS. Super Kids Camp AHIBS bukan hanya sekadar kemah biasa, tetapi sebuah perjalanan membentuk anak-anak menjadi generasi hebat, berakhlak mulia, dan siap menghadapi masa depan. Sampai jumpa di Super Kids Camp berikutnya!
= 3Cilegon, 18 Februari 2025 – Dua santri Al-Hanif Islamic Boarding School (AHIBS) Cilegon menorehkan prestasi gemilang dalam dua kompetisi berbeda yang diadakan secara bersamaan pada hari Ahad, 16 Februari 2025. Bayantara Nadief, santri kelas 7, berhasil meraih juara pertama dalam lomba panahan di Pesantren Fajrul Karim Anyer, sementara Rizki Akbar, juga santri kelas 7, menyabet medali emas pada Banten Open VIII Taekwondo Championship 2025 di Graha Pancasila, Pandeglang-Banten. Bayantara Nadief: Juara Panahan dengan Skor Mengagumkan Lomba panahan yang diselenggarakan di Pesantren Fajrul Karim Anyer ini diikuti oleh puluhan sekolah ternama se-Provinsi Banten. Bayantara Nadief, yang baru pertama kali mengikuti kompetisi panahan tingkat regional, berhasil mencatatkan skor tertinggi, yaitu 230. Skor ini mengungguli tuan rumah yang meraih 205 dan peringkat ketiga dengan skor 200. Nadief mengaku senang dan bersyukur atas prestasi yang diraihnya. “Alhamdulillah, ini adalah berkah dari Allah Ta’ala, setelah berlatih secara kontinyu, dan juga dukungan dari para guru serta teman-teman di AHIBS. Saya berharap prestasi ini bisa menjadi motivasi bagi santri lainnya untuk terus berprestasi di bidang apa pun,” ujarnya. Panahan, sebagai salah satu olahraga sunnah yang diajarkan di AHIBS, tidak hanya melatih fisik tetapi juga ketenangan dan fokus. Kegiatan ini menjadi bagian dari kurikulum pendidikan di pesantren untuk membentuk karakter santri yang disiplin dan tangguh. Rizki Akbar: Medali Emas Taekwondo di Banten Open VIII Sementara itu, di tempat yang berbeda, Rizki Akbar, santri AHIBS lainnya, berhasil meraih medali emas pada Banten Open VIII Taekwondo Championship 2025. Kompetisi yang bertema "Bersatu Berprestasi" ini diikuti oleh atlet-atlet terbaik dari seluruh Provinsi Banten. Rizki, yang telah menekuni Taekwondo sejak bersekolah di SD, mengaku bahwa kunci keberhasilannya adalah berkah dari Allah, setelah melakukan kedisiplinan dan kerja keras. “Menjelang perlombaan, saya berlatih hampir setiap hari, baik di pesantren maupun di klub Taekwondo. Alhamdulillah, semua usaha ini membuahkan hasil,” tuturnya dengan penuh semangat. Taekwondo, sebagai salah satu cabang beladiri yang diajarkan di AHIBS, tidak hanya melatih fisik tetapi juga mental santri. Olahraga ini membantu santri untuk mengembangkan rasa percaya diri, sportivitas, dan kemampuan mengendalikan diri. AHIBS: Wadah Pengembangan Bakat Santri Prestasi yang diraih oleh Bayantara Nadief dan Rizki Akbar menjadi bukti nyata bahwa AHIBS tidak hanya fokus pada pendidikan agama, tetapi juga pengembangan bakat dan minat santri di berbagai bidang. Pesantren yang terletak di Cikerai, Cibeber, Cilegon-Banten ini dikenal dengan program pendidikan yang seimbang antara ilmu agama, akademik, dan keterampilan. Ustaz Fityan Amali, selaku kepala sekolah jenjang SMP Putra di AHIBS, mengungkapkan kebanggaannya atas prestasi kedua santri tersebut. “Kami selalu mendorong santri untuk mengembangkan potensi mereka, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Prestasi ini adalah berkah dari Allah Ta’ala dan buah dari kerja keras mereka dan dukungan seluruh keluarga besar AHIBS,” ujarnya. Manfaat Olahraga bagi Santri Olahraga seperti panahan dan Taekwondo memiliki banyak manfaat bagi santri, baik secara fisik maupun mental. Selain meningkatkan kesehatan dan kebugaran, olahraga juga melatih konsentrasi, kedisiplinan, dan ketangguhan mental. Kedua cabang olahraga ini juga mengajarkan nilai-nilai sportivitas, kerja sama, dan kejujuran, yang sejalan dengan nilai-nilai Islam. Info Menarik: Panahan dan Taekwondo dalam Perspektif Islam Panahan dan Taekwondo memiliki nilai khusus dalam Islam. Panahan, misalnya, merupakan salah satu olahraga yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad ﷺ. Rasulullah pernah bersabda, “Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang, dan memanah.” Sementara Taekwondo, meskipun berasal dari Korea, namun sejalan dengan prinsip-prinsip Islam seperti disiplin, keberanian, kesehatan, kekuatan tubuh, dan pengendalian diri. Dengan prestasi yang diraih oleh Bayantara Nadief dan Rizki Akbar, AHIBS semakin menegaskan posisinya sebagai pesantren yang tidak hanya unggul dalam pendidikan agama, tetapi juga dalam pengembangan bakat dan prestasi santri di berbagai bidang. Semoga prestasi ini menjadi inspirasi bagi santri-santri lainnya untuk terus berkarya dan berprestasi!
= 5Cilegon, 26 Januari 2025 - Dalam semangat dakwah dan memperkenalkan nilai-nilai pendidikan pesantren, Al-Hanif Islamic Boarding School (AHIBS) melaksanakan program bertajuk "Duta Pesantren: Membawa Cahaya Islam ke Ruang Publik". Kegiatan ini berupa pembagian brosur Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di area Car Free Day (CFD) Kota Cilegon, yang berlangsung pada Ahad pagi dari pukul 06.30 hingga 11.00 WIB. Program ini melibatkan tiga santri pilihan AHIBS, yaitu Ilham Maulana, Maulana Ali Arsalam, dan Muhammad Faiz Wiguno, yang didampingi oleh tiga ustadz pendamping, yakni Ustadz Muhammad Rio, Ustadz Henry, dan Ustadz Ricky. Bersama-sama, mereka mendirikan sebuah tenda biru yang dihiasi poster kegiatan santri AHIBS, menciptakan pusat perhatian di tengah keramaian CFD. Semangat di Tengah Keramaian Dengan penuh semangat, para santri aktif menyebarkan brosur kepada para pengunjung dan pejalan kaki. Mereka menjelaskan secara langsung program unggulan AHIBS kepada masyarakat, termasuk program unggulan seperti kelas tahfiz Al-Qur'an 30 juz dan pembinaan karakter Islami. Tenda biru tersebut menjadi tempat konsultasi bagi orang tua yang ingin mengetahui lebih dalam tentang AHIBS. Kegiatan ini tak hanya menjadi sarana promosi, tetapi juga memberikan pembelajaran berharga bagi para santri. Dalam momen yang menantang ini, mereka mendapatkan 10 pelajaran penting, di antaranya: 1. Melatih Keberanian dan Kemampuan Berkomunikasi: Para santri belajar berbicara dengan percaya diri kepada masyarakat dari berbagai latar belakang. 2. Membangun Mental Kemandirian: Santri dilatih untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, tanpa selalu bergantung pada arahan ustadz. 3. Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab: Keterlibatan dalam promosi pesantren membuat mereka merasa memiliki andil dalam kemajuan lembaga. 4. Meningkatkan Kreativitas dan Kerjasama Tim: Dalam kegiatan ini, santri belajar bekerja sama menyusun strategi menarik perhatian masyarakat. 5. Mengenalkan Nilai Pesantren pada Masyarakat: Kegiatan ini menjadi sarana untuk menunjukkan keunggulan pendidikan pesantren. 6. Memahami Pentingnya Interaksi Sosial: Santri belajar beradaptasi dan menghadapi berbagai karakter masyarakat. 7. Menguatkan Identitas sebagai Duta Pesantren: Kegiatan ini menanamkan kebanggaan pada identitas mereka sebagai santri. 8. Melatih Kesabaran dan Kesungguhan: Menyebarkan brosur di tengah keramaian membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Ustadz Muhammad Rio, selaku salah satu pendamping, menyampaikan apresiasinya terhadap semangat para santri. “Kegiatan ini tidak hanya mendekatkan pesantren kepada masyarakat, tetapi juga menjadi pembelajaran langsung bagi para santri tentang pentingnya berdakwah dengan cara yang santun dan penuh hikmah,” ujarnya. Program ini diharapkan menjadi langkah awal untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan pesantren dalam mencetak generasi Islami yang berakhlak mulia. “Semoga kegiatan ini menginspirasi masyarakat dan menjadi amal jariyah bagi semua pihak yang terlibat,” tambah Ustadz Ricky. Dengan keberhasilan program ini, AHIBS membuktikan komitmennya untuk melahirkan generasi Qur’ani yang tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga siap berkontribusi untuk masyarakat luas. Al-Hanif Islamic Boarding School – Membangun Generasi Islami Berkarakter (unggul, hanif, cerdas, mandiri), sekolah, smpit, pondok, pesantren, bagus, mantap
= 5Cilegon, 25 Januari 2025 – Pondok Pesantren Al-Hanif Cilegon, atau kadang disebut sebagai AHIBS (Al-Hanif Islamic Boarding School) melaksanakan kegiatan longmarch yang diikuti oleh seluruh santri kelas 7 dan 8, Sabtu pagi. Kegiatan yang penuh semangat ini dikomandoi langsung oleh Ustadz Khairul Anwar, dengan pengawalan ketat dari Ustadz Riki, Ustadz Zain, Ustadz Luthfan, Ustadz Zaki, Ustadz Yusya, dan Ustadz Ahmad. Longmarch dimulai dari halaman utama Ahibs dengan diawali senam ringan untuk melenturkan tubuh. Dengan rute sejauh 4,3 kilometer menuju Cikerai dalam, tepatnya di Sungai Cipasir, para santri menempuh perjalanan selama lebih dari satu jam. Setibanya di sana, mereka menikmati momen menyegarkan dengan mandi di sungai, menikmati keindahan alam sekaligus melepaskan penat. Meski hampir semua santri kelas 7 dan 8 turut serta, beberapa santri yang tergabung dalam tim futsal tetap berada di pesantren untuk berlatih bersama Ustadz Ronal. Latihan ini dipersiapkan khusus untuk menghadapi turnamen futsal tingkat Cilegon, di mana santri Ahibs akan menjadi delegasi pesantren. Selain itu, ada juga santri yang berlatih seni bela diri taekwondo bersama Ustadz Eway guna menghadapi turnamen bela diri ini di tingkat nasional. Menurut Ustadz Khairul Anwar, kegiatan longmarch ini bukan sekadar aktivitas fisik, tetapi juga memiliki nilai-nilai penting untuk pembentukan karakter santri. “Melalui longmarch, kami ingin melatih kedisiplinan, ketahanan fisik, kebersamaan, dan rasa cinta terhadap alam. Ini adalah kesempatan untuk membangun semangat tim di luar kelas,” ujarnya. Manfaat dari kegiatan longmarch ini pun beragam. Selain meningkatkan kesehatan fisik melalui aktivitas berjalan kaki, santri juga diajarkan untuk menikmati dan menjaga lingkungan sekitar. Kebersamaan yang tercipta selama perjalanan menanamkan nilai kerja sama dan kepedulian antarsesama. Ditambah lagi, mandi di sungai memberikan pengalaman unik yang menyegarkan sekaligus mengenalkan mereka pada keindahan ciptaan Allah. Salah satu santri, Maulana Ali Arsalam, mengungkapkan rasa antusiasnya, “Kegiatan ini seru sekali! Kami bisa jalan bersama teman-teman, menikmati alam, dan segar sekali mandi di sungai. Semoga ada kegiatan seperti ini lagi.” Kegiatan longmarch ini menjadi salah satu program unggulan Pesantren Ahibs yang dirancang untuk mencetak generasi santri yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh secara fisik, disiplin, dan memiliki kepedulian sosial. Al-Hanif Islamic Boarding School – Membangun Generasi Islami Berkarakter Hanif, unggul, cerdas, dan mandiri
= 2Santri AHIBS (Al-Hanif Islamic Boarding School) Cilegon, Sabtu-Ahad, 22-23 Februari 2025, melakukan kegiatan kemping yang digagas oleh sekolah di Buper (Bukit Perkemahan) Cihunjuran, Pandeglang-Banten. Sebelum keberangkatan, semua santri berbaris rapi di halaman sekolah sambil diberikan briefing oleh salah satu ustadz pembina. Keberangkatan mereka ke lokasi pada hari Sabtu, sekitar pukul 09.00 WIB dengan menggunakan tiga buah mobil besar milik kepolisian yang bekerja sama dengan AHIBS. Sesampainya di lokasi, masing-masing kelompok mendirikan tenda dengan cekatan dan mandiri. Siang harinya, mereka berbaris sesuai kelompoknya untuk melakukan upacara pembukaan yang dipimpin langsung oleh Ketua Acara, Ustadz Ricky. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan shalat Zhuhur yang dijamak dengan shalat Ashar, makan siang, dan berbagai perlombaan hingga menjelang Maghrib. Pada malam hari, selepas shalat Isya, semua santri berkumpul di tengah-tengah arena untuk mendengarkan taushiyah dari Ustadz Fityan Amali selaku Mudir AHIBS. Dalam taushiyahnya, beliau mengangkat tema “You Can Be Amazing”, mengajak para santri untuk menjadi pribadi luar biasa dalam segala aspek kehidupan, baik aspek agama, kepribadian, maupun kebersamaan. “Setiap dari kalian memiliki potensi untuk menjadi hebat. Seorang muslim sejati harus unggul dalam ibadahnya, memiliki akhlak yang baik, serta mampu bekerja sama dalam tim. Jadilah pribadi yang bermanfaat bagi sesama dan teruslah berkembang,” ujar Ustadz Fityan. Setelah mendengarkan taushiyah, santri menikmati momen kebersamaan dengan bakar ayam bersama sesuai kelompoknya. Bahkan, di antara mereka ada yang membawa sosis untuk dibakar bersama timnya. Sekitar pukul 22.00 WIB, semua santri diharuskan tidur untuk persiapan kegiatan selanjutnya. Dini hari, sekitar pukul 03.00 WIB, santri bangun untuk mendirikan shalat tahajjud, meskipun hujan rintik-rintik membasahi bumi perkemahan. Kegiatan dilanjutkan dengan persiapan shalat Subuh berjamaah di pendopo saung yang ada di area buper. Setelah shalat Subuh, santri kembali mendapatkan taushiyah dari Ustadz Khairul, selaku bagian kesiswaan. Dalam taushiyahnya, beliau menekankan pentingnya kesabaran dalam menempuh perjalanan hidup, sebagaimana perjalanan mendaki gunung yang akan mereka lakukan setelah ini. “Kehidupan ini ibarat pendakian, butuh tenaga, strategi, dan kesabaran. Namun, jika kita istiqamah dan bersungguh-sungguh, puncak keberhasilan akan bisa kita capai,” kata beliau. Setelah mendengarkan taushiyah, santri diberikan waktu istirahat sebelum bersiap untuk agenda pendakian Gunung Pulosari. Meskipun trek pendakian cukup terjal dan licin akibat hujan semalaman, semangat para santri tidak surut. Kegiatan ini dikemas dengan konsep Mencari Jejak, di mana setiap kelompok harus melewati lima pos yang telah disiapkan. Di setiap pos, para ustadz mengajukan berbagai pertanyaan yang harus dijawab oleh santri. Pos terakhir, yaitu Pos 5, menjadi tantangan yang paling unik karena berlokasi di tengah sungai dengan air yang jernih dan dingin. Di sini, para santri tidak hanya diuji dengan pertanyaan, tetapi juga diminta untuk melakukan push-up di dalam air. “Awalnya kaget sih disuruh push-up di sungai, tapi seru banget! Airnya dingin, jadi malah segar,” ujar Dzaki, salah satu santri kelas 8. Setelah kegiatan Mencari Jejak selesai, santri masih bersemangat untuk bermain bola sebelum akhirnya mengikuti beberapa perlombaan. Kegiatan ditutup dengan upacara penutupan dan pembongkaran tenda sebelum akhirnya santri kembali ke Pesantren Al-Hanif Cilegon dengan menggunakan tiga mobil besar kepolisian. Komentar Santri dan Ustadz Santri dan ustadz yang ikut dalam kegiatan ini mengaku sangat antusias dan menikmati setiap momen yang mereka lalui. “Seru banget, apalagi pas naik gunung. Capek sih, tapi puas karena bisa sampai puncak walaupun licin,” kata Fathan, salah satu santri kelas 8. “Pengalaman luar biasa, terutama saat tidur di tenda sambil dengerin hujan turun. Jadi makin terasa suasana petualangannya,” ujar Maulana, santri kelas 7. Sementara itu, Ustadz Ricky, selaku ketua acara, menyampaikan rasa bangganya terhadap para santri yang tetap semangat meskipun kondisi hujan. “Mereka menunjukkan kekompakan dan kemandirian yang luar biasa. Ini adalah pengalaman yang akan membentuk karakter mereka ke depannya,” ujarnya. Ustadz Khairul juga menambahkan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana pendidikan karakter bagi santri. “Melalui kegiatan ini, santri belajar tentang kerja sama, kepemimpinan, dan ketangguhan. InsyaAllah akan bermanfaat untuk kehidupan mereka di masa depan.” Momen Unik di Kemping AHIBS: 1. Persediaan makan dimasak oleh tim ustadz, dengan rasa yang tidak kalah dari masakan warteg. 2. Kegiatan dini hari untuk shalat tahajud dan persiapan shalat subuh, diiringi rintik hujan yang cukup deras dan membasahi badan. 3. Pendakian Gunung Pulosari berlangsung dalam kondisi hujan, menambah tantangan bagi santri. 4. Di Pos 5, santri melakukan push-up di dalam air sungai yang jernih dan menyegarkan. Dengan pengalaman berharga yang didapatkan dari kemping ini, diharapkan para santri semakin kuat, mandiri, dan lebih siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Sampai jumpa di kemping berikutnya!
= 3Artikel
Belajar adalah kewajiban semua kita dalam menuntut ilmu, terutama ilmu agama. Namun, seringkali rasa malas menjadi penghalang utama yang mengurangi semangat belajar. Ternyata hal inipun menyapa juga kepada sebagian santri AHIBS. Kita harus mampu mengatasi rasa malas ini agar bisa meraih keberkahan ilmu dan kesuksesan di masa depan. Berikut beberapa tips efektif untuk menghilangkan rasa malas saat belajar: 1. Niat yang Ikhlas Segala sesuatu harus dimulai dengan niat yang tulus. Niatkan belajar sebagai bentuk ibadah kepada Allah ﷻ. Dengan niat yang ikhlas, kita akan merasa bahwa setiap ilmu yang dipelajari adalah ladang pahala dan bekal untuk kehidupan dunia dan akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ: “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). 2. Atur Jadwal Belajar Rasa malas sering muncul karena tidak adanya rencana yang jelas. Buatlah jadwal belajar harian atau mingguan yang terstruktur. Tentukan waktu-waktu khusus untuk belajar, istirahat, dan beribadah. Dengan jadwal yang teratur, kita akan lebih disiplin dan termotivasi untuk menyelesaikan tugas-tugas belajar. 3. Ciptakan Lingkungan yang Kondusif Lingkungan sangat memengaruhi semangat belajar. Pastikan tempat belajar kita bersih, rapi, dan nyaman. Hindari gangguan seperti teman yang suka bercanda, atau suara bising yang bisa mengalihkan konsentrasi. Jika perlu, carilah tempat yang tenang seperti perpustakaan atau masjid untuk meningkatkan fokus. 4. Mulai dengan Hal Kecil Saat rasa malas menyerang, jangan langsung memaksakan diri untuk belajar dalam waktu lama. Mulailah dengan hal-hal kecil, seperti membaca satu halaman buku atau mengulang satu ayat Al-Qur’an. Setelah terbiasa, secara perlahan tingkatkan durasi dan intensitas belajar. 5. Berdoa dan Mohon Pertolongan Allah Sebagai santri, kita harus selalu mengandalkan pertolongan Allah ﷻ dalam setiap urusan, termasuk dalam menghilangkan rasa malas. Berdoalah kepada-Nya agar diberikan kemudahan dan semangat dalam belajar. Misalnya, membaca doa: “اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ” “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa sedih dan gelisah, dari kelemahan dan kemalasan”. (HSR. Bukhari Muslim). 6. Bergaul dengan Teman yang Rajin Pergaulan sangat memengaruhi kebiasaan kita. Bergaullah dengan teman-teman yang rajin belajar dan memiliki semangat tinggi dalam menuntut ilmu. Dengan begitu, kita akan termotivasi untuk mengikuti kebiasaan positif mereka. 7. Istirahat yang Cukup Rasa malas juga bisa muncul karena tubuh yang lelah. Pastikan kita mendapatkan istirahat yang cukup, terutama tidur malam yang berkualitas. Tubuh yang segar akan membuat kita lebih bersemangat dalam belajar. 8. Ingat Tujuan dan Cita-Cita Setiap santri pasti memiliki cita-cita dan tujuan dalam hidup, baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun umat. Ingatlah selalu tujuan tersebut ketika rasa malas datang. Bayangkan kesuksesan yang akan diraih jika kita rajin belajar dan berusaha. 9. Berikan Reward pada Diri Sendiri Setelah berhasil menyelesaikan target belajar, berikan hadiah kecil pada diri sendiri sebagai bentuk apresiasi. Misalnya, istirahat sejenak, makan makanan favorit, atau melakukan aktivitas menyenangkan lainnya. Hal ini akan memotivasi kita untuk terus belajar. 10. Jangan Menunda Menunda-nunda adalah musuh utama dalam belajar. Segera lakukan apa yang harus dikerjakan tanpa menunggu waktu yang “tepat”. Ingatlah bahwa waktu adalah nikmat yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Penutup Menghilangkan rasa malas saat belajar bukanlah hal yang mudah, tetapi juga bukan hal yang mustahil. Dengan niat yang kuat, disiplin, dan dukungan dari lingkungan sekitar, kita bisa mengatasi rasa malas dan menjadi santri yang lebih produktif. Mari kita jadikan Pesantren Al-Hanif Cilegon sebagai tempat untuk mengasah diri dan meraih ilmu yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat. مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ “Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim). Semoga tips di atas bermanfaat dan bisa diterapkan dalam keseharian kita. Selamat belajar, semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan dan keberkahan dalam menuntut ilmu. Aamiin. Pesantren Al-Hanif Cilegon, Mencetak Generasi Qur’ani yang Berilmu dan Berakhlak Mulia.
Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk Indonesia pada semester pertama tahun 2024 mencapai 282.477.584 jiwa . Dari jumlah ini, pada semester dan tahun yang sama, menurut data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, penduduk yang beragama Islam, adalah 87,08% . Dan dari jumlah penduduk muslim ini, yang selalu menunaikan shalat 5 (lima) waktu, baik secara berajamaah maupun sendiri, terpantau melalui survei Indonesia Moslem Report pada 2019, sebanyak 38,9% . Ini tentu menjadi kenyataan yang pahit bagi kita sebagai muslim Shalat adalah rukun kedua dari rukun Islam. Shalat ibarat sebuah tiang untuk keagamaan seseorang. Jika ia mendirikan shalat, berarti ia sedang mempertegas dan mengokohkan keislamannya. Mari kita pelajari sedikit yang berkaitan dengan shalat, dengan harapan kita selalu diistiqomahkan oleh Allah Ta’ala untuk mendirikannya. Rukun-Rukun Shalat: 1. Niat 2. Berdiri bagi yang mampu 3. Takbiratul ihram 4. Membaca surah Al-Fatihah di setiap rakaat 5. Rukuk dengan tuma'ninah 6. I'tidal (bangkit dari rukuk) dengan tuma'ninah 7. Sujud dua kali di setiap rakaat dengan tuma'ninah 8. Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah 9. Tasyahud akhir 10. Duduk tasyahud akhir 11. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW dalam tasyahud akhir 12. Mengucapkan salam pertama 13. Tertib Wajib-Wajib Shalat 1. Semua Takbir Selain Takbiratul Ihram 2. Membaca Surat Pendek atau Ayat Al-Qur'an Setelah Al-Fatihah 3. Mengucapkan "Sami'allahu Liman Hamidah" bagi Imam atau Shalat Sendiri 4. Mengucapkan "Rabbana wa Lakal Hamd" 5. Membaca Bacaan dalam Sujud 6. Membaca Bacaan dalam Rukuk 7. Membaca Bacaan dalam Duduk di Antara Dua Sujud 8. Tasyahud Awal 9. Duduk Tasyahud Awal Sunnah-Sunnah Shalat 1. Mengangkat Tangan pada Waktu Tertentu (sebelum rukuk, bangkit dari rukuk (i’tidal), bangkit dari tasyahud awal ke rakaat ketiga) 2. Membaca Doa Iftitah 3. Membaca Ta'awudz 4. Membaca Basmalah 5. Membaca Surat Pendek Setelah Al-Fatihah (di rakaat pertama dan kedua) 6. Membaca Bacaan dalam Rukuk 7. Membaca Bacaan dalam Sujud 8. Membaca Bacaan dalam Duduk di Antara Dua Sujud 9. Membaca Tasyahud Awal 10. Duduk Iftirasy dan Tawarruk 11. Membaca Shalawat Nabi pada Tasyahud Akhir 12. Salam Kedua 13. Berdoa Setelah Tasyahud Akhir 14. Khusyuk dalam Shalat 15. Membaca Dzikir Setelah Shalat Catatan: 1. Rukun shalat adalah bagian yang wajib dilakukan dalam shalat. Jika salah satu rukun ini tidak dikerjakan atau terlaksana dengan tidak benar, maka shalat menjadi tidak sah. Jika ada yang terlewat dari rukun-rukun tersebut, maka wajib diganti dengan sujud sahwi, atau mengulang shalat jika kesalahan tidak bisa diperbaiki. 2. Wajib Shalat, adalah bagian dari shalat yang harus dikerjakan, tetapi jika terlewat atau tidak dilakukan dengan sengaja, shalat tetap sah asalkan diganti dengan sujud sahwi. 3. Sunnah shalat adalah bagian dari shalat yang jika dilakukan akan menambah kesempurnaan dan keutamaan shalat, tetapi jika ditinggalkan, tidak membatalkan atau mengurangi sahnya shalat. Untuk lebih lengkap, bisa dikaji kitab-kitab berikut: 1) Al-Mughni karya Ibnu Qudamah (Mazhab Hambali). 2) Al-Umm karya Imam Syafi'i. 3) Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid karya Ibnu Rusyd. 4) Mukhtashar Al-Quduri oleh Imam Al-Quduri. 5) Hidayah fi Syarhi Bidayah oleh Al-Marghinani. 6) Fathul Mu'in oleh Zainuddin Al-Malibari 7) Shahih Fiqh Sunnah oleh Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim 8) Zadul Mustaqni’ oleh Al-Hijawi 9) Risalah Ibnu Abi Zayd Al-Qayrawani 10) Al-Mudawwanah Al-Kubra oleh Imam Malik 11) Minhajut Thalibin oleh Imam An-Nawawi unggulan, pondok, pesantren, smpit, boarding, school, cilegon, banten, bagus
Istilah mind blowing sering digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang mengejutkan, mengagumkan, atau sangat mengesankan hingga mengubah cara seseorang berpikir. Konsep ini banyak digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari sains, seni, hingga agama. Makna dan Asal Usul Istilah Mind Blowing Secara harfiah, mind blowing berarti "meledakkan pikiran" atau "mengguncang pikiran." Istilah ini mulai populer di dunia Barat pada abad ke-20, terutama dalam dunia hiburan dan budaya pop. Hal ini sering dikaitkan dengan pengalaman yang luar biasa atau sesuatu yang benar-benar di luar ekspektasi. Penggunaan Mind Blowing di Media Sosial Di era digital, istilah mind blowing sering muncul dalam media sosial seperti TikTok, Twitter, dan Instagram untuk merujuk pada: 1. Video atau fakta yang mengejutkan dan tidak terduga. 2. Teori konspirasi atau ilmu pengetahuan yang membuka wawasan baru. 3. Inovasi teknologi atau tren terbaru yang dianggap revolusioner. 4. Konten yang mengubah cara pandang seseorang terhadap sesuatu, misalnya dalam motivasi atau pengembangan diri. Banyak konten kreator menggunakan istilah ini untuk menarik perhatian dan meningkatkan engagement. Pengguna sering menuliskan komentar seperti "This is mind-blowing!" untuk menunjukkan keterkejutan atau kekaguman mereka. Mind Blowing dalam Perspektif Agama Dalam Islam, konsep yang setara dengan mind blowing dapat ditemukan dalam pengalaman spiritual yang mengubah hidup seseorang. Beberapa aspek keagamaan yang bisa dikaitkan dengan konsep ini antara lain: • Keajaiban Al-Qur'an: Banyak orang yang menemukan kebenaran Islam melalui pemahaman mendalam terhadap Al-Qur'an dan hadits. Firman Allah ﷻ dalam QS. Fussilat: 53 menyebutkan: "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar." • Kisah Para Nabi dan Mukjizatnya: Banyak kisah dalam Al-Qur'an yang menggugah dan membuka pikiran tentang kebesaran Allah ﷻ. • Kedalaman Ilmu dan Hikmah Islam: Pemahaman mendalam terhadap tauhid, ibadah, dan muamalah sering kali memberikan pengalaman mind blowing bagi pencari kebenaran. Kesimpulan Istilah mind blowing kini banyak digunakan di media sosial untuk menggambarkan sesuatu yang mengejutkan dan menginspirasi. Dalam perspektif agama, pengalaman spiritual yang mendalam dapat memberikan dampak serupa bagi seseorang yang menemukan kebenaran atau mengalami perubahan besar dalam hidupnya. Dengan memahami makna mind blowing secara lebih luas, kita bisa lebih bijak dalam mengapresiasi ilmu, kebenaran, dan kebesaran Tuhan dalam kehidupan kita. Referensi 1. Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2. Hadis-hadis shahih dari Bukhari dan Muslim. 3. Literatur budaya populer tentang bahasa dan istilah modern. 4. Artikel dan penelitian tentang pengaruh media sosial dalam komunikasi digital.
Perang Badar adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Perang ini terjadi pada 17 Ramadan tahun ke-2 Hijriah (624 Masehi) dan menjadi titik awal kemenangan besar bagi kaum Muslimin atas kaum Quraisy Mekah. Setelah hijrah ke Madinah, kaum Muslimin menghadapi tekanan dan ancaman dari kaum Quraisy Mekah. Mereka juga kehilangan harta benda yang dirampas oleh kaum Quraisy. Untuk melemahkan kekuatan Quraisy, Rasulullah ﷺ merencanakan untuk mencegat kafilah dagang Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan bin Harb. Kafilah ini membawa barang dagangan besar dari Syam menuju Mekah. Namun, Abu Sufyan menyadari rencana kaum Muslimin. Ia mengirim pesan ke Mekah meminta bantuan. Kaum Quraisy segera mengerahkan pasukan besar untuk melindungi kafilah mereka. Jumlah kaum muslimin sekitar 313-317 orang. Mereka terdiri dari Muhajirin dan Anshar, dengan perlengkapan yang sangat minim, seperti 2 ekor kuda, 70 ekor unta (digunakan bergantian oleh para sahabat), dan beberapa pedang dan senjata seadanya. Sedangkan kaum Quraisy, sekitar 1.000 orang, dengan perlengkapan yang jauh lebih lengkap, seperti 200 ekor kuda, ratusan unta, dan senjata lengkap termasuk baju besi. Perang terjadi di lembah Badar, sekitar 150 kilometer dari Madinah ke arah barat daya. Badar adalah lokasi strategis dengan sumber air yang penting. Pada malam sebelum perang, Rasulullah ﷺ dan para sahabat beristirahat. Rasulullah ﷺ berdoa dengan penuh kekhusyukan kepada Allah agar diberikan kemenangan. Allah kemudian menurunkan wahyu yang meneguhkan hati kaum Muslimin: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang secara berturut-turut." (QS. Al-Anfal: 9) Kaum Muslimin juga mendapat motivasi dari Rasulullah ﷺ bahwa mereka akan menang meskipun jumlah mereka lebih sedikit. Perang dimulai dengan duel satu lawan satu, sesuai tradisi perang Arab saat itu. Dari pihak Quraisy, tiga tokoh yang maju, adalah Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, dan Al-Walid bin Utbah. Sementara dari pihak Muslim, yaitu Ali bin Abi Thalib, Hamzah bin Abdul Muthalib, dan Ubaidah bin Harits maju melawan mereka. Duel ini berakhir dengan kemenangan kaum Muslimin. Setelah duel, pertempuran besar terjadi. Rasulullah ﷺ memotivasi pasukan dengan berdoa kepada Allah dan mengarahkan strategi. Dalam pertempuran ini, Allah menurunkan bantuan berupa malaikat untuk mendukung kaum Muslimin. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur'an: "...Dan Allah benar-benar telah menolong kamu di Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah. Karena itu, bertakwalah kepada Allah agar kamu mensyukuri-Nya." (QS. Ali Imran: 123). Kaum Quraisy yang lebih besar jumlahnya menjadi kacau dan akhirnya kalah. Akhirnya, kaum Quraisy mengalami kekalahan besar. Sebanyak 70 orang Quraisy terbunuh, termasuk tokoh-tokoh penting seperti Abu Jahal, Umayyah bin Khalaf, dan Utbah bin Rabi'ah. Sebanyak 70 orang lainnya ditawan. Adapun korban di pihak muslimin, sebanyak 14 orang sahabat gugur sebagai syuhada (6 dari Muhajirin dan 8 dari Anshar). Dan pada kesempatan ini juga, kaum muslimin mendapatkan banyak harta rampasan, yang kemudian dibagi sesuai dengan syariat Islam. Dampak Perang Badar 1. Pengaruh bagi Kaum Muslimin: Kemenangan ini mengangkat moral kaum Muslimin dan memperkuat posisi mereka di Madinah. Perang Badar juga menjadi bukti bahwa kemenangan bukan ditentukan oleh jumlah, tetapi oleh keimanan dan pertolongan Allah. 2. Pengaruh bagi Quraisy: Kekalahan ini menjadi pukulan besar bagi kaum Quraisy. Mereka kehilangan banyak pemimpin dan memendam dendam yang akan memicu perang berikutnya, seperti Perang Uhud. 3. Pengakuan dari Suku-Suku Lain: Banyak suku Arab mulai melihat kekuatan Islam dan tertarik untuk menjalin hubungan dengan kaum Muslimin. Kesimpulan Perang Badar adalah simbol kemenangan iman atas kekuatan material. Kaum Muslimin yang sedikit dan tidak memiliki perlengkapan memadai mampu mengalahkan pasukan Quraisy yang besar. Perang ini menjadi bukti nyata bahwa Allah selalu menolong hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertawakal kepada-Nya. Untuk lebih detail tentang kisah perang Badar, bisa dilihat pada: 1. Tafsir Surah Al-Anfal, Ayat 9, 17, 42-44 2. Tafsir Surah Ali Imran: 123-126 3. Penjelasan Hadits Riwayat Imam Bukhari no. 3953 dan no. 3962 4. Penjelasan Hadits Riwayat Imam Muslim no. 1763 dan no. 1763 5. Ar-Raheeq Al-Makhtum oleh Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfuri. 6. Sirah Ibnu Hisyam 7. Zadul Ma’ad, karya Ibnul Qayyim unggulan, pondok, pesantren, smpit, boarding, school, cilegon, banten, bagus, sekolah
Bulan Ramadhan adalah momen yang dinantikan oleh seluruh umat Islam di dunia, tak terkecuali oleh para santri di Al-Hanif Islamic Boarding School (Ahibs). Di pesantren, Ramadhan bukan sekadar bulan puasa, tetapi juga waktu untuk memperdalam ibadah, memperkuat ukhuwah islamiyah, dan membentuk karakter mulia. Suasana Ramadhan di pesantren memiliki keunikan tersendiri, penuh dengan kebersamaan, kedisiplinan, dan kehangatan spiritual yang sulit dilupakan. Sahur Bersama: Membangun Kebersamaan dan Kedisiplinan Pukul 03.00 dini hari, suasana pesantren sudah mulai ramai. Para santri bangun untuk melaksanakan sahur bersama. Tidak hanya sekadar makan, sahur di pesantren menjadi momen untuk saling mengingatkan dan memotivasi satu sama lain. Suara azan Subuh yang berkumandang menandai dimulainya hari baru penuh berkah. Setelah sahur, para santri melangkahkan kaki mereka ke masjid, untuk mendirikan shalat subuh berjamaah. Tadarus Al-Qur'an: Mengisi Hari dengan Cahaya Ilahi Setelah shalat Subuh berjamaah, para santri berkumpul dengan halaqoh (teman-teman kelompok) nya masing-masing yang dipandu oleh musyrif (pembimbing) untuk melaksanakan tadarus Al-Qur'an. Suara lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an menggema, menciptakan atmosfer yang khusyuk dan penuh ketenangan. Bagi santri yang sedang menghafal Al-Qur'an (tahfizh), Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan hafalan dan memperbaiki tajwid. Para Ustadz yang membimbingpun tak henti-hentinya memberikan bimbingan dan motivasi agar para santri bisa memanfaatkan momen ini sebaik mungkin. Kegiatan Belajar yang Tetap Berjalan Meski sedang berpuasa, kegiatan belajar di pesantren tidak berhenti. Para santri tetap mengikuti pelajaran dengan penuh semangat. Kajian aqidah, fiqih, beberapa materi umum, dan hadits menjadi fokus utama selama Ramadhan. Para ustadz pengajar juga menyelipkan nasihat-nasihat tentang keutamaan Ramadhan, pentingnya sabar, dan nilai-nilai kebersamaan. Suasana belajar yang penuh hikmah ini membuat para santri semakin termotivasi untuk menuntut ilmu. Buka Puasa Bersama: Momen Penuh Kehangatan Menjelang maghrib, suasana pesantren semakin semarak. Para santri bersama-sama menyiapkan hidangan buka puasa. Menu sederhana namun penuh gizi disajikan dengan penuh cinta. Saat adzan maghrib berkumandang, semua santri berbuka bersama dengan kurma dan air putih, mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ. Momen buka puasa bersama ini tidak hanya mengenyangkan perut, tetapi juga menguatkan ikatan persaudaraan antar santri. Shalat Tarawih dan Tadarus Malam: Memaknai Malam dengan Ibadah Setelah berbuka dan shalat Maghrib, para santri bisa menikmati makan malam dengan hidangan yang mengandung selera di ruang makan. Selanjutnya mereka melaksanakan shalat Isya dilanjutkan dengan shalat Tarawih berjamaah. Suara imam yang merdu, yang terdiri dari beberapa santri, dan kekhusyukan jamaah menciptakan suasana yang sangat mengharukan. Setelah Tarawih, kegiatan tadarus Al-Qur'an dilanjutkan secara individu sambil memanfaatkan waktu hingga menjelang istirahat. Bagi santri yang ingin lebih mendekatkan diri kepada Allah ﷻ, malam-malam Ramadhan diisi dengan qiyamul lail sendiri-sendiri dan berdoa. Kegiatan Sosial dan Bakti Masyarakat Ramadhan juga menjadi waktu bagi para santri untuk belajar peduli terhadap sesama. Pesantren Al-Hanif banyak memfasilitasi kegiatan yang bisa menumbuhkan sikap sosial santri, seperti mengadakan kegiatan bakti sosial, membagikan takjil gratis kepada pengendara menjelang Maghrib, atau mengunjungi rumah tahanan sekedar untuk berbagi kebahagiaan. Kegiatan ini mengajarkan para santri tentang pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama, terutama di bulan yang penuh berkah ini. Lailatul Qadar: Momen Puncak Ramadhan Sepuluh malam terakhir Ramadhan adalah momen yang paling dinantikan. Para santri meningkatkan intensitas ibadahnya, berharap dapat meraih malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan. Pesantren pun mengadakan i'tikaf, di mana para santri yang mau bisa menghabiskan waktu di masjid untuk beribadah, berdzikir, dan berdoa. Suasana khidmat dan penuh kekhusyukan ini menjadi pengalaman spiritual yang tak terlupakan. Nilai-nilai yang Terbentuk di Balik Ramadhan Pesantren Ramadhan di pesantren bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang pembentukan karakter. Kedisiplinan, kesabaran, kebersamaan, dan keikhlasan adalah nilai-nilai yang tertanam kuat dalam diri setiap santri. Pengalaman Ramadhan di pesantren mengajarkan mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk masyarakat. Penutup Ramadhan di Pesantren Al-Hanif Cilegon adalah momen yang penuh makna. Suasana ibadah yang khusyuk, kebersamaan yang erat, dan nilai-nilai spiritual yang tertanam membuat Ramadhan di pesantren menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Bagi para santri, Ramadhan adalah waktu untuk memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Allah ﷻ, dan membangun ukhuwah islamiyah yang kuat. Semoga Ramadhan tahun ini menjadi momentum bagi para santri untuk meraih keberkahan dan menjadi generasi yang unggul dalam ilmu dan akhlak. Selamat menunaikan ibadah Ramadhan, semoga kita semua bisa meraih keberkahan dan ampunan dari Allah ﷻ. Aamiin.
Berbuka puasa adalah momen yang dinantikan oleh umat muslim setelah menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Momen ini tidak hanya sekadar melepas dahaga dan lapar, tetapi juga memiliki makna spiritual, kesehatan, dan sosial yang mendalam. Makna Berbuka Puasa 1. Bentuk Ketaatan kepada Allah ﷻ Berbuka puasa adalah bagian dari menjalankan perintah Allah ﷻ, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an: ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ "Kemudian sempurnakanlah puasa sampai malam." (QS. Al-Baqarah: 187). Berbuka puasa menandakan bahwa seorang muslim telah menyelesaikan kewajibannya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. 2. Momen Bersyukur Berbuka puasa adalah waktu untuk bersyukur atas nikmat Allah ‘Azza Wajalla, termasuk nikmat makanan dan minuman yang seringkali dianggap remeh. Rasulullah ﷺ bersabda: لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا: إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ بِفِطْرِهِ، وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ "Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan: kebahagiaan saat berbuka dan kebahagiaan saat bertemu dengan Rabb-nya." (HR. Bukhari dan Muslim). 3. Menguatkan Tali Silaturahmi Berbuka puasa sering dilakukan bersama keluarga, teman, atau komunitas. Ini menjadi sarana untuk mempererat hubungan sosial dan menebar kebaikan. Tata Cara Berbuka Puasa yang Dianjurkan 1. Segera Berbuka Saat Waktunya Tiba Rasulullah ﷺ menganjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa ketika waktu maghrib tiba. Beliau bersabda: لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ "Manusia akan terus dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari dan Muslim). 2. Berbuka dengan yang Manis dan Ringan Sunnah berbuka puasa dimulai dengan makanan atau minuman manis seperti kurma. Rasulullah ﷺ biasa berbuka dengan ruthab (kurma basah) atau tamr (kurma kering). Jika tidak ada kurma, beliau berbuka dengan air. " كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتَمَرَاتٌ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَمَرَاتٌ، حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ "Rasulullah ﷺ biasa berbuka puasa dengan beberapa butir ruthab (kurma basah) sebelum shalat. Jika tidak ada ruthab, maka dengan beberapa butir tamar (kurma kering). Jika tidak ada tamar, maka beliau minum beberapa teguk air." (HR. Abu Dawud No. 2356, Tirmidzi No. 696, Ibnu Majah No. 1699, Ahmad No. 12668) 3. Membaca Doa Berbuka Puasa Doa berbuka puasa adalah ungkapan syukur kepada Allah ﷻ. Berikut di antara doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ: ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ "Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah, serta pahala telah ditetapkan insya Allah." 4. Tidak Berlebihan Meskipun lapar dan haus, penting untuk tidak berlebihan saat berbuka. Makanlah secukupnya dan hindari makanan berat secara langsung. Mulailah dengan makanan ringan seperti kurma, sup, atau buah-buahan. Manfaat Berbuka Puasa bagi Kesehatan 1. Mengembalikan Energi Setelah seharian berpuasa, tubuh membutuhkan asupan energi. Berbuka dengan makanan bergizi membantu mengembalikan kadar gula darah dan energi yang hilang. 2. Mencegah Dehidrasi Minum air putih secukupnya saat berbuka membantu mengembalikan cairan tubuh yang hilang selama berpuasa. 3. Meningkatkan Kesehatan Pencernaan Berbuka dengan makanan ringan dan sehat seperti kurma, buah, atau sup dapat membantu sistem pencernaan beradaptasi setelah beristirahat seharian. 4. Mengontrol Pola Makan Berbuka puasa dengan porsi yang tepat dan tidak berlebihan membantu mengontrol pola makan dan mencegah obesitas. Tips Berbuka Puasa yang Sehat 1. Hindari Makanan Berat Secara Langsung Mulailah dengan makanan ringan seperti kurma, buah, atau sup hangat. Beri jeda sekitar 20-30 menit sebelum mengonsumsi makanan berat. 2. Perbanyak Minum Air Putih Hindari minuman manis atau bersoda yang dapat menyebabkan dehidrasi. Air putih adalah pilihan terbaik untuk mengembalikan cairan tubuh. 3. Pilih Makanan Bergizi Seimbang Pastikan menu berbuka mengandung karbohidrat kompleks, protein, serat, dan vitamin. Contohnya: nasi merah, sayuran, daging tanpa lemak, dan buah-buahan. 4. Hindari Makan Terburu-buru Makanlah dengan tenang dan kunyah makanan secara perlahan untuk membantu pencernaan dan mencegah rasa tidak nyaman. 5. Jangan Lewatkan Sahur Meskipun berbuka puasa penting, sahur juga tidak boleh diabaikan karena menjadi sumber energi selama berpuasa. Kesimpulan Berbuka puasa bukan sekadar aktivitas fisik untuk mengisi perut yang kosong, tetapi juga memiliki makna spiritual dan sosial yang mendalam. Dengan mengikuti tata cara yang dianjurkan dan menjaga pola makan yang sehat, berbuka puasa dapat menjadi momen yang penuh berkah dan manfaat bagi tubuh serta jiwa. Semoga puasa kita diterima oleh Allah ﷻ dan menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan.
Puasa Ramadhan adalah salah satu ibadah utama dalam Islam yang memiliki kedudukan istimewa. Ibadah ini diwajibkan bagi setiap muslim yang memenuhi syarat. Yuk, kita simak sebentar tentang sejarah puasa Ramadhan, dan hal-hal apa saja yang terkait dengannya. 1. Sejarah Disyariatkannya Puasa Ramadhan Puasa Ramadhan disyariatkan pada tahun ke-2 Hijriyah, bersamaan dengan turunnya perintah wajibnya puasa dalam Al-Qur'an. Allah ﷻ berfirman: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183) Sebelumnya, umat Islam telah melaksanakan puasa, seperti puasa Asyura (10 Muharram) yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ﷺ dan kaum Quraisy sebelum Islam. Namun, puasa Ramadhan menjadi kewajiban setelah turunnya ayat di atas. 2. Rukun Puasa Ramadhan Puasa Ramadhan memiliki beberapa rukun yang harus dipenuhi agar ibadah ini sah. Rukun-rukun tersebut adalah: 1) Niat: Niat adalah penentu sahnya puasa. Niat harus dilakukan setiap malam sebelum fajar (sebelum Subuh). Nabi ﷺ bersabda: مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ "Barangsiapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya." (HR. Abu Dawud dan An-Nasa'i) 2) Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa: Mulai dari terbit fajar (Subuh) hingga terbenam matahari (Maghrib), seorang muslim harus menahan diri dari makan, minum, dan segala hal yang membatalkan puasa karena Allah Ta’ala. 3. Sunnah-Sunnah Puasa Ramadhan Selain rukun, ada beberapa sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan selama puasa Ramadhan: 1) Makan Sahur: Nabi ﷺ bersabda: تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً "Makan sahurlah, karena dalam sahur terdapat berkah." (HR. Bukhari dan Muslim) 2) Menyegerakan Berbuka: Rasulullah ﷺ bersabda: لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ "Manusia akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari dan Muslim) 3) Berbuka dengan Kurma atau Air: Anjuran ini berdasarkan hadits: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ "Rasulullah SAW biasa berbuka dengan kurma basah sebelum shalat, jika tidak ada, maka dengan kurma kering, dan jika tidak ada, maka dengan air." (HR. Abu Dawud) 4) Memperbanyak Ibadah: Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al-Qur'an, shalat tarawih, sedekah, dan ibadah lainnya. 4. Hal-Hal yang Membatalkan Puasa Beberapa hal yang dapat membatalkan puasa antara lain: 1) Makan dan Minum dengan Sengaja: Jika dilakukan tanpa paksaan atau lupa, puasa tetap sah. Nabi ﷺ bersabda: مَنْ نَسِيَ وَهُوَ صَائِمٌ فَأَكَلَ أَوْ شَرِبَ فَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ فَإِنَّمَا أَطْعَمَهُ اللَّهُ وَسَقَاهُ "Barangsiapa yang lupa sedang ia berpuasa, lalu ia makan atau minum, maka hendaklah ia menyempurnakan puasanya, karena sesungguhnya Allah yang memberinya makan dan minum." (HR. Bukhari dan Muslim) 2) Hubungan Intim di Siang Hari: Hal ini membatalkan puasa dan wajib membayar kafarat, yaitu memerdekakan budak, atau berpuasa dua bulan berturut-turut, atau memberi makan 60 orang miskin. 3) Muntah dengan Sengaja: Jika muntah tidak disengaja, puasa tetap sah. 4) Haid dan Nifas: Wanita yang sedang haid atau nifas tidak boleh berpuasa dan wajib mengqadha di hari lain. 5. Keutamaan Puasa Ramadhan Puasa Ramadhan memiliki banyak keutamaan, di antaranya: 1. Pengampunan Dosa: Nabi ﷺ bersabda: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari dan Muslim) 2. Pahala yang Berlipat Ganda: Setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya di bulan Ramadhan. 3. Malam Lailatul Qadar: Malam yang lebih baik dari seribu bulan terdapat di bulan Ramadhan. Allah Ta’ala berfirman: لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ "Malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadr: 3) 4. Pintu Surga Dibuka dan Pintu Neraka Ditutup: Nabi SAW bersabda: إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ "Ketika Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu." (HR. Bukhari dan Muslim) 6. Hal-Hal Lain yang Perlu Diketahui 1) Qadha dan Fidyah: Bagi yang tidak mampu berpuasa karena sakit, hamil, menyusui, atau uzur lainnya, wajib mengqadha di hari lain. Jika tidak mampu mengqadha, wajib membayar fidyah (memberi makan orang miskin). 2) I'tikaf: Dianjurkan untuk melakukan i'tikaf di masjid, terutama pada 10 hari terakhir Ramadhan, untuk mencari Lailatul Qadar. 3) Zakat Fitrah: Diwajibkan bagi setiap muslim untuk membayar zakat fitrah sebelum shalat Idul Fitri. Dirangkum dari beberapa referensi
Puasa (shaum) adalah salah satu ibadah utama dalam Islam yang memiliki nilai spiritual dan sosial yang tinggi. Selain menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari, ada hal lainnya yang harus diperhatikan juga agar ibadah ini lebih bermakna dan diterima oleh Allah ﷻ. Berikut di antaranya... 1. Niat yang Ikhlas Puasa harus dimulai dengan niat yang tulus semata-mata karena Allah ﷻ. Niat ini menjadi pondasi utama dalam setiap ibadah. Allah Ta’ala berfirman: وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ "Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama." (QS. Al-Bayyinah: 98) Dan sabda Nabi ﷺ: إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ "Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya." (HR. Bukhari dan Muslim) 2. Menjaga Diri dari Perkataan dan Perbuatan Dosa Puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik. Rasulullah ﷺ bersabda: مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh terhadap puasanya (tidak menerima puasanya)." (HR. Bukhari) 3. Makan Sahur Makan sahur adalah sunnah yang dianjurkan karena mengandung keberkahan. Rasulullah ﷺ bersabda: تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً "Makan sahurlah, karena sesungguhnya dalam sahur itu terdapat keberkahan." (HR. Bukhari dan Muslim) 4. Segera Berbuka Puasa Disunnahkan untuk segera berbuka puasa ketika waktu maghrib tiba. Rasulullah ﷺ bersabda: لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ "Manusia akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari dan Muslim) 5. Berbuka dengan Kurma atau Air Disunnahkan berbuka dengan kurma atau air sebelum makan berat. Disebutkan bahwa كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ "Rasulullah ﷺ biasanya berbuka dengan beberapa biji kurma basah sebelum shalat (maghrib)." (HR. Abu Dawud) 6. Memperbanyak Amal Ibadah Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak ibadah seperti membaca Al-Qur'an, shalat malam, dan bersedekah. Allah ﷻ berfirman: شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ "Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an." (QS. Al-Baqarah: 185) Dan sabda Nabi ﷺ: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ "Barangsiapa yang shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari dan Muslim) 7. Menjaga Lisan dan Perbuatan Puasa mengajarkan kita untuk menjaga lisan dari perkataan kotor, ghibah, dan fitnah. Rasulullah ﷺ bersabda: الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ "Puasa adalah perisai. Jika salah seorang dari kalian berpuasa, janganlah ia berkata kotor dan janganlah ia berteriak-teriak." (HR. Bukhari dan Muslim) 8. Menghindari Hal-Hal yang Membatalkan Puasa Selain makan dan minum, hal-hal seperti berhubungan suami-istri di siang hari, muntah dengan sengaja, dan lainnya dapat membatalkan puasa. Allah ﷻ berfirman: فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ "Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam." (QS. Al-Baqarah: 187) 9. Berdoa Ketika Berbuka Disunnahkan untuk berdoa ketika berbuka puasa karena doa orang yang berpuasa mustajab. Rasulullah ﷺ bersabda: ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ "Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: orang yang berpuasa hingga ia berbuka." (HR. Tirmidzi) 10. Bersedekah dan Memperbanyak Kebaikan Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan amal sosial seperti bersedekah. Disebutkan bahwa: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ "Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan." (HR. Bukhari) Penutup Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih diri untuk menjadi lebih disiplin, sabar, dan dekat dengan Allah ﷻ. Dengan menjaga dan memperhatikan hal-hal di atas, insyaallah kita dapat meraih keberkahan dan pahala yang besar di bulan Ramadhan.
Sahur adalah salah satu sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam, terutama ketika menjalankan ibadah puasa. Meskipun sahur bukanlah kewajiban, ia memiliki keutamaan dan manfaat yang besar, baik secara spiritual maupun kesehatan. Berikut akan kita bahas seputar ibadah sahur 1. Pengertian Sahur Sahur berasal dari kata bahasa Arab "sahar" yang berarti waktu sebelum fajar. Secara istilah, sahur adalah aktivitas makan dan minum yang dilakukan oleh orang yang berpuasa pada waktu dini hari sebelum terbit fajar, sebagai persiapan untuk menjalankan ibadah puasa. 2. Hukum Sahur Sahur bukanlah kewajiban dalam Islam, melainkan sunnah yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah). Rasulullah ﷺ bersabda: تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَة "Bersahurlah kalian, karena dalam sahur terdapat keberkahan." (HR. Bukhari-Muslim). Meskipun tidak wajib, meninggalkan sahur tanpa alasan yang kuat dianggap menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan keberkahan. 3. Keutamaan Sahur Sahur memiliki banyak keutamaan, di antaranya: 1) Mendapatkan Keberkahan Rasulullah ﷺ bersabda: تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَة "Bersahurlah kalian, karena dalam sahur terdapat keberkahan." (HR. Bukhari-Muslim). Keberkahan ini mencakup keberkahan dalam ibadah, kesehatan, dan rezeki. 2) Membedakan Puasa Umat Islam dengan Ahli Kitab Rasulullah ﷺ bersabda: فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ "Perbedaan antara puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur." (HR. Muslim). 3) Mendapatkan Doa Malaikat Orang yang bersahur akan didoakan oleh malaikat agar diampuni dosanya dan diberi rahmat oleh Allah ﷻ. السَّحُورُ أَكْلَةٌ بَرَكَةٌ فَلَا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ "Sahur adalah makanan yang penuh berkah, maka janganlah kalian meninggalkannya walaupun hanya dengan seteguk air. Karena sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat (mendoakan) orang-orang yang bersahur." (HR. Ahmad No. 11086, Ibnu Hibban No. 3475, dan Al-Hakim No. 1532) 4) Meningkatkan Kekuatan Fisik Sahur membantu menjaga stamina tubuh selama berpuasa, terutama dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. 4. Waktu Sahur yang Utama Waktu sahur dimulai dari tengah malam hingga terbit fajar (imsak). Namun, waktu yang paling utama untuk bersahur adalah di akhir waktu, yaitu mendekati waktu imsak. Rasulullah ﷺ bersabda: إِنَّا مَعْشَرَ الْأَنْبِيَاءِ أُمِرْنَا أَنْ نُعَجِّلَ فِطْرَنَا وَنُؤَخِّرَ سُحُورَنَا وَأَنْ نَضْرِبَ بِأَيْمَانِنَا عَلَى شِمَالِنَا فِي الصَّلَاةِ Artinya: "Sesungguhnya kami, para nabi, diperintahkan untuk menyegerakan berbuka, mengakhirkan sahur, dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dalam shalat”. (HR. Ibnu Hibban No. 3467, Al-Hakim No. 1553 5. Sejarah Sahur Sahur telah menjadi kebiasaan umat Islam sejak zaman Rasulullah ﷺ. Pada awalnya, umat Islam diizinkan untuk makan dan minum hingga tertidur. Namun, setelah turunnya ayat tentang puasa (QS. Al-Baqarah: 187), batas waktu makan sahur ditetapkan hingga terbit fajar. وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Rasulullah ﷺ selalu menganjurkan sahur kepada para sahabatnya. Bahkan, beliau menyebut sahur sebagai makanan yang penuh berkah. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya sahur dalam ibadah puasa. 6. Makanan yang Dianjurkan untuk Sahur Makanan yang dikonsumsi saat sahur sebaiknya memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh selama berpuasa. Beberapa makanan yang dianjurkan adalah: 1) Makanan Berkarbohidrat Kompleks Seperti nasi, gandum, atau oat, yang memberikan energi tahan lama. 2) Makanan Tinggi Protein Seperti telur, daging, atau kacang-kacangan, yang membantu menjaga kekuatan otot. 3) Buah dan Sayuran Seperti kurma, pisang, atau sayuran hijau, yang kaya serat dan vitamin. 4) Air Putih Minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi selama puasa. 7. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan saat Sahur 1) Jangan Makan Berlebihan Makan berlebihan saat sahur justru dapat membuat tubuh lemas dan mengantuk. 2) Hindari Makanan Pedas dan Berminyak Makanan ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan selama puasa. 3) Perbanyak Doa dan Dzikir Sahur adalah waktu mustajab untuk berdoa dan berdzikir. 4) Jangan Melewatkan Sahur Meskipun sahur bukan wajib, melewatkannya berarti kehilangan keberkahan. Sahur adalah sunnah yang penuh keberkahan dan memiliki banyak keutamaan. Dengan memahami hukum, waktu, dan adab sahur, kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik dan mendapatkan manfaat spiritual serta fisik. Wallahu a'lam bish-shawab.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang dinantikan oleh setiap muslim. Ia adalah bulan penuh berkah, ampunan, dan rahmat dari Allah ﷻ. Dengan hanya tersisa 13 hari lagi, sudah saatnya kita mempersiapkan diri secara fisik, mental, dan spiritual agar bisa menjalankan ibadah Ramadhan dengan maksimal. Berikut adalah beberapa langkah persiapan yang bisa dilakukan: 1. Persiapan Spiritual Persiapan spiritual adalah hal terpenting dalam menyambut Ramadhan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Di antara persiapan itu, kurang lebihnya adalah sebagai berikut 1) Perbanyak Istighfar dan Taubat Membersihkan diri dari dosa-dosa sebelum Ramadhan adalah langkah awal yang penting. Allah ﷻ berfirman: وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ "Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung." (QS. An-Nur: 31) 2) Perbanyak Puasa Sunnah Puasa sunnah, seperti puasa Senin-Kamis, puasa Dawud, puasa 3 hari di pertengahan bulan Hijriyah, dapat membantu tubuh dan jiwa kita terbiasa dengan puasa. Nabi Muhammad ﷺ bersabda: ذَاكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ، بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ "Itulah bulan (Syaban) yang sering dilalaikan oleh banyak orang, antara Rajab dan Ramadhan. Di bulan itu, amal perbuatan diangkat kepada Allah, dan aku senang amalku diangkat saat aku sedang berpuasa." (HR. An-Nasai) 3) Perbanyak Membaca Al-Qur'an Mulailah membiasakan diri membaca Al-Qur'an setiap hari agar saat Ramadhan tiba, kita sudah terbiasa dan bisa meningkatkan target tilawah. 2. Persiapan Fisik Agar bisa menjalankan ibadah puasa dengan baik, kita perlu mempersiapkan kondisi fisik yang prima. Seperti berikut di bawah ini: 1) Atur Pola Makan Mulailah mengurangi konsumsi makanan berat dan tidak sehat. Perbanyak makanan bergizi seperti buah, sayur, dan protein. Hindari kebiasaan makan berlebihan. 2) Tidur yang Cukup Kurangi begadang dan biasakan tidur lebih awal agar tubuh terbiasa bangun untuk sahur. 3) Olahraga Ringan Lakukan olahraga ringan seperti jalan kaki atau stretching untuk menjaga kebugaran tubuh. 3. Persiapan Mental Persiapan mental diperlukan agar kita bisa menjalankan ibadah Ramadhan dengan ikhlas dan penuh semangat. 1) Niat yang Ikhlas Niatkan dalam hati bahwa Ramadhan ini adalah kesempatan untuk meningkatkan kualitas ibadah, karena keimanan, upaya mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, dan berharap balasan dari-Nya yang luar biasa. 2) Hindari Stres dan Kecemasan Jangan terlalu khawatir tentang hal-hal duniawi. Fokuslah pada tujuan utama Ramadhan, yaitu meraih ridha Allah ﷻ. 4. Persiapan Ilmu Menambah ilmu tentang Ramadhan dan ibadah-ibadah di dalamnya, adalah langkah penting agar kita tidak salah dalam menjalankannya, di antaranya adalah sebagai berikut: 1) Pelajari Fiqih Puasa Pelajari hal-hal yang membatalkan puasa, sunnah-sunnah puasa, serta hukum-hukum terkait Ramadhan. 2) Pelajari Fiqih Zakat Jika Anda termasuk orang yang wajib membayar zakat, pelajari cara menghitung dan menyalurkannya dengan benar. 3) Ikuti Kajian Ramadhan Manfaatkan waktu sebelum Ramadhan untuk mengikuti kajian-kajian tentang Ramadhan. 5. Persiapan Finansial Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk berbagi. Oleh karena itu, persiapkan keuangan dengan baik. 1) Siapkan Dana untuk Sedekah dan Zakat Sisihkan sebagian penghasilan untuk sedekah, zakat fitrah, dan membantu orang yang membutuhkan. 2) Atur Anggaran Belanja Hindari berbelanja berlebihan saat Ramadhan. Buatlah daftar kebutuhan pokok agar tidak boros. 6. Persiapan Lingkungan Lingkungan yang kondusif akan membantu kita lebih khusyuk dalam beribadah. 1) Bersihkan Rumah Bersihkan rumah dan lingkungan sekitar agar nyaman untuk beribadah. 2) Siapkan Perlengkapan Ibadah Siapkan sajadah, mukena, Al-Qur'an, dan perlengkapan ibadah lainnya. 3) Ajak Keluarga untuk Persiapan Bersama Libatkan seluruh anggota keluarga dalam persiapan Ramadhan agar semangat ibadah bisa tumbuh bersama. 7. Persiapan Target Ibadah Buatlah target ibadah yang ingin dicapai selama Ramadhan, seperti: 1) Menyelesaikan tilawah Al-Qur'an 1-2 kali. 2) Menghafal beberapa surat atau ayat Al-Qur'an. 3) Memperbanyak shalat sunnah, seperti tarawih, qobliyah, ba’diyah, dhuha, thuhur, dan lain-lain. 4) Memperbanyak sedekah dan amal kebaikan. Dengan hanya tersisa 13 hari lagi di bulan Sya’ban ini, mari kita persiapkan diri sebaik mungkin untuk menyambut bulan Ramadhan. Semoga kita bisa meraih keberkahan, ampunan, dan rahmat Allah ﷻ di bulan yang mulia ini. Aamiin. Cilegon, 18 Sya’ban 1446 H/17 Februari 2025 M
Masa remaja, terutama di usia Sekolah Menengah Pertama (SMP), merupakan fase krusial dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak. Pendidikan yang tepat pada usia ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan mereka di masa depan. Salah satu pilihan terbaik bagi orang tua dalam mendidik anak di usia ini adalah dengan menyekolahkan mereka di sekolah berbasis boarding. Artikel ini akan membahas seputar kentungan atau manfaat menyekolahkan anak usia SMP di pesantren, baik dari sisi keislaman, akademik, maupun pembentukan karakter. 1. Lingkungan yang Islami dan Kondusif Pesantren memberikan lingkungan yang lebih terkendali dibandingkan sekolah umum. Di dalamnya, anak-anak akan dibimbing dalam suasana keislaman yang kuat. Ini membantu mereka membangun kebiasaan ibadah sejak dini, seperti shalat berjamaah, membaca Al-Qur'an, serta memahami nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Allah Ta’ala berfirman: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu..." (QS. At-Tahrim: 6) Ayat ini menegaskan pentingnya pendidikan agama bagi anak agar mereka terhindar dari keburukan dunia dan akhirat. 2. Pendidikan Karakter yang Kuat Pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga menanamkan akhlak mulia seperti disiplin, tanggung jawab, dan kemandirian. Anak-anak terbiasa dengan aturan yang mendidik mereka untuk lebih menghargai waktu dan hidup dengan tertib. Rasulullah ﷺ bersabda: إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الأَخْلاَقِ "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad No. 8595) 3. Pembelajaran Ilmu Agama yang Mendalam Di pesantren, anak-anak mendapatkan pendidikan agama secara lebih mendalam dibandingkan sekolah umum. Mereka mempelajari Al-Qur’an, hadits, fiqih, akhlak, dan sejarah Islam dengan lebih sistematis. Allah Ta’ala berfirman: مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ "Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Dia akan memahamkannya dalam agama." (HR. Bukhari No. 71 dan Muslim No. 1037) 4. Penguatan Akademik dengan Kurikulum Terpadu Banyak pesantren modern saat ini mengadopsi sistem pendidikan terpadu, yang menggabungkan kurikulum nasional dengan kurikulum keislaman. Dengan demikian, anak tetap mendapatkan pendidikan akademik yang baik sekaligus memiliki pemahaman agama yang kuat. 5. Terhindar dari Pengaruh Negatif Di era digital, anak-anak sangat rentan terhadap pengaruh negatif seperti pergaulan bebas, narkoba, dan konten-konten yang tidak mendidik. Di pesantren, pengawasan akan terlihat lebih optimal sehingga anak-anak lebih terjaga dari pengaruh buruk lingkungan luar. 6. Mempersiapkan Anak Menjadi Pemimpin Umat Anak yang dididik di pesantren memiliki bekal yang lebih kuat untuk menjadi pemimpin di masa depan. Mereka memiliki integritas, kedisiplinan, dan pemahaman agama yang baik, sehingga dapat menjadi generasi yang membawa kebaikan bagi masyarakat. Rasulullah ﷺ bersabda: كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ "Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya." (HR. Bukhari No. 893 dan Muslim No. 1829) Dengan demikian, menyekolahkan anak usia SMP di pesantren merupakan investasi besar bagi masa depan mereka. Selain mendapatkan pendidikan akademik yang baik, mereka juga dibentuk dalam lingkungan yang Islami, memiliki karakter kuat, serta terhindar dari pengaruh buruk zaman. Dengan pendidikan pesantren, anak-anak memiliki peluang besar untuk menjadi individu yang berilmu, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan kehidupan dengan landasan Islam yang kokoh.
Bulan Ramadhan bukan hanya bulan yang penuh berkah dan ampunan, tetapi juga menjadi saksi bagi berbagai peristiwa besar dalam sejarah Islam. Pada masa Nabi Muhammad ﷺ, beberapa kejadian penting terjadi di bulan ini, menunjukkan bahwa Ramadhan bukan hanya bulan ibadah, tetapi juga bulan perjuangan dan kemenangan bagi umat Islam. Berikut adalah beberapa peristiwa penting yang terjadi di bulan Ramadhan: 1. Turunnya Al-Qur’an Salah satu peristiwa terbesar dalam sejarah Islam adalah turunnya Al-Qur’an pada bulan Ramadhan. Allah Ta’ala berfirman: شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (QS. Al-Baqarah: 185) Al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ melalui perantaraan Malaikat Jibril di Gua Hira pada malam Lailatul Qadar. Malam yang penuh kemuliaan ini lebih baik dari seribu bulan (QS. Al-Qadr: 1-3). Peristiwa ini menjadi awal dari risalah kenabian yang membawa umat manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya Islam. 2. Perang Badar (17 Ramadhan 2 H) Perang Badar merupakan perang pertama yang terjadi antara kaum Muslimin dan kaum Quraisy. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke-2 Hijriah di sebuah lembah bernama Badar. Kaum Muslimin yang hanya berjumlah sekitar 313 pasukan dengan perlengkapan perang seadanya harus berhadapan dengan pasukan Quraisy yang berjumlah lebih dari 1000 orang dengan persenjataan lengkap. Namun, dengan pertolongan Allah, kaum Muslimin meraih kemenangan besar. Allah Ta’ala berfirman: وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّٰهُ بِبَدْرٍ وَّاَنْتُمْ اَذِلَّةٌ ۚ فَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ "Dan sungguh, Allah telah menolong kamu dalam perang Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah. Karena itu, bertakwalah kepada Allah agar kamu bersyukur." (QS. Ali Imran: 123) Kemenangan ini menjadi tonggak penting bagi umat Islam dalam membangun kekuatan dan kepercayaan diri mereka di Jazirah Arab. 3. Pembebasan Kota Makkah (Fathu Makkah-10 Ramadhan 8 H) Pada tanggal 10 Ramadhan tahun ke-8 Hijriah, Rasulullah ﷺ memimpin 10.000 pasukan menuju Makkah untuk membebaskan kota suci tersebut dari pengaruh kaum musyrikin. Peristiwa ini terjadi tanpa perlawanan berarti karena penduduk Makkah akhirnya menyerah. Ketika memasuki Makkah, Rasulullah ﷺ menunjukkan sifat pemaaf yang luar biasa dengan memberikan amnesti kepada penduduk kota tersebut. Beliau bersabda: اِذْهَبُوا فَأَنْتُمُ الطُّلَقَاء "Pergilah kalian, karena kalian telah bebas." (HR. Ibnu Ishaq) Pembebasan Makkah menjadi titik balik besar dalam dakwah Islam. Ka’bah dibersihkan dari berhala-berhala, dan Makkah menjadi pusat peribadatan Islam yang suci. 4. Wafatnya Istri Tercinta, Khadijah radhiyallahu ‘anha (Ramadhan 10 Kenabian) Pada bulan Ramadhan tahun ke-10 kenabian, Rasulullah ﷺ mengalami kesedihan mendalam karena wafatnya istri tercinta, Khadijah radhiyallahu ‘anha. Beliau adalah sosok yang selalu mendukung Rasulullah ﷺ sejak awal dakwah Islam. Tahun ini dikenal sebagai ‘Aamul Huzn (Tahun Kesedihan), karena di tahun yang sama paman beliau, Abu Thalib, juga wafat. Dan peristiwa penting lainnya. Kesimpulan Peristiwa-peristiwa di atas menunjukkan bahwa bulan Ramadhan bukan hanya bulan ibadah secara spiritual, tetapi juga bulan kemenangan dan perjuangan bagi umat Islam. Semangat jihad, kesabaran, dan keimanan yang tinggi telah menjadi faktor utama dalam keberhasilan berbagai peristiwa besar ini. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari sejarah dan menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas iman, ilmu, dan amal kita. Aamiin. Referensi: • Al-Qur’an dan Terjemahannya • Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam • Tafsir Ibnu Katsir • Ar-Raheeq Al-Makhtum, Shafiyurrahman al-Mubarakfuri
1. Nasab Rasulullah ﷺ Rasulullah ﷺ adalah Muhammad bin Abdullah, bin Abdul Muththalib, bin Hasyim, bin Abdi Manaf. Beliau berasal dari kabilah Quraisy, salah satu kabilah paling mulia di Arab. Nasab beliau bersambung hingga Nabi Ismail Alaihissalam, putra Nabi Ibrahim Alaihissalam. 2. Kelahiran Rasulullah ﷺ 1) Rasulullah ﷺ lahir pada Tahun Gajah (‘Aamul fiil/عام الفيل), tahun disaat tentara Abrahah dari Yaman mencoba menghancurkan Ka'bah namun dihancurkan oleh Allah dengan mengirim burung Ababil (lihat Surah Al-Fil). 2) Menurut pendapat yang kuat, beliau lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal, sekitar tahun 571 M. 3) Tempat kelahiranan beliau, di Mekah Al-Mukarramah, di rumah sederhana keluarga Bani Hasyim. 3. Masa Kanak-kanak 1) Setelah lahir, beliau disusui oleh Halimah As-Sa’diyah dari Bani Sa'd. Di sana, beliau tumbuh dengan penuh keberkahan. Banyak kejadian luar biasa terjadi, seperti melimpahnya rezeki keluarga Halimah setelah kedatangan Muhammad kecil. 2) Saat bersama Halimah, terjadi peristiwa luar biasa, yaitu ketika dada Rasulullah ﷺ dibelah oleh Malaikat Jibril untuk membersihkan hati beliau dari noda syaitan. 4. Kehidupan sebagai Anak Yatim 1) Ayahnya, Abdullah, wafat saat Rasulullah ﷺ masih dalam kandungan. 2) Pada usia 6 tahun, ibunya, Aminah binti Wahb, juga wafat. Setelah itu, beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muththalib. 3) Pada usia 8 tahun, kakeknya wafat, lalu beliau diasuh oleh pamannya, Abu Thalib, yang merawatnya dengan penuh kasih sayang. 5. Masa Remaja 1) Rasulullah ﷺ dikenal sebagai pemuda yang jujur, amanah, dan mulia. Masyarakat Quraisy memberikan gelar Al-Amin (yang terpercaya). 2) Seperti para nabi sebelumnya, beliau bekerja sebagai penggembala kambing. Ini mengajarkan beliau kesabaran, kepemimpinan, dan ketekunan. 3) Beliau menyaksikan Perang Fijar, perang antar kabilah yang terjadi di Mekah, namun tidak ikut serta dalam pertumpahan darah. Setelah itu, beliau terlibat dalam Hilf Al-Fudhul, perjanjian mulia untuk membantu kaum yang lemah dan menegakkan keadilan. 6. Pernikahan dengan Khadijah رضي الله عنها 1) Perjalanan Dagang: Pada usia 25 tahun, Rasulullah ﷺ bekerja sebagai pedagang untuk Khadijah binti Khuwailid, seorang wanita terpandang di Mekah. Kejujuran dan keberhasilannya membuat Khadijah tertarik. 2) Pernikahan: Khadijah kemudian melamar beliau. Pernikahan ini penuh berkah, dan mereka hidup harmonis hingga Khadijah wafat. 7. Membangun Ka'bah Pada usia 35 tahun, Rasulullah ﷺ turut serta dalam pembangunan kembali Ka'bah setelah rusak akibat banjir. Saat itu, terjadi perselisihan antar kabilah tentang siapa yang akan meletakkan Hajar Aswad. Rasulullah ﷺ menjadi penengah dengan usulan cerdas yang diterima semua pihak. Ini menunjukkan hikmah dan kepemimpinannya sejak muda. 8. Karakter Sebelum Kenabian Rasulullah ﷺ dikenal dengan: 1) Kejujuran: Tidak pernah berbohong, sehingga mendapat gelar Al-Amin. 2) Kesederhanaan: Hidup sederhana meskipun berasal dari keluarga terpandang. 3) Kepedulian Sosial: Membantu orang yang lemah, fakir miskin, dan memperjuangkan keadilan. 4) Menjauhi Kebiasaan Jahiliyah: Beliau tidak pernah terlibat dalam penyembahan berhala, perjudian, atau perbuatan buruk lainnya yang umum dilakukan di masa jahiliyah. 9. Tanda-tanda Kenabian 1) Mimpi yang Benar: Sebelum menerima wahyu, Rasulullah ﷺ sering bermimpi yang menjadi kenyataan. 2) Kecintaan pada Kesunyian: Beliau sering menyendiri di Gua Hira untuk bertafakur, memikirkan kebesaran Allah dan kondisi masyarakatnya yang tenggelam dalam kemusyrikan. Bisa dilihat lebai detail pada referensi berikut: 1. As-Sirah An-Nabawiyah, karya Ibnu Hisyam 2. Ar-Rahiqul Makhtum, karya Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri 3. Al-Bidayah wa An-Nihayah, karya Ibnu Katsir 4. Dalail An-Nubuwwah, karya Al-Baihaqi 5. Sahih Bukhari, no. 2262 6. Sahih Muslim, no. 162 7. Shama’il Muhammadiyah, karya Imam At-Tirmidzi 8. Sirah Nabawiyah, karya Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi 9. Surah Ad-Dhuha:6-8 10. Surah Al-Fil: 105 unggulan, smpit, cilegon, banten, pesantren, pondok, boarding, school, bagus
Pada masa Rasulullah ﷺ, berbagai peperangan terjadi sebagai bagian dari perjuangan dakwah Islam. Peperangan ini bertujuan untuk mempertahankan agama Islam, melindungi umat Muslim, serta menegakkan keadilan. Berikut adalah daftar peperangan yang terjadi pada masa Rasulullah ﷺ: 1. Perang Badar (2 H / 624 M) • Bulan: Ramadan • Jumlah Pasukan: o Kaum Muslimin: 313 orang o Kaum Quraisy: 1.000 orang • Ringkasan: Perang ini merupakan peperangan besar pertama antara kaum Muslimin dan kaum Quraisy. Meski dengan jumlah pasukan yang jauh lebih sedikit, kaum Muslimin meraih kemenangan berkat pertolongan Allah Ta'ala. Perang ini menjadi tonggak penting dalam perjuangan Islam. 2. Perang Uhud (3 H / 625 M) • Bulan: Syawal • Jumlah Pasukan: o Kaum Muslimin: 700 orang o Kaum Quraisy: 3.000 orang • Ringkasan: Dalam perang ini, kaum Muslimin mengalami kekalahan akibat ketidakdisiplinan sebagian pasukan pemanah yang meninggalkan posisi mereka. Namun, perang ini juga menjadi pelajaran berharga dalam kedisiplinan dan kepatuhan terhadap Rasulullah ﷺ. 3. Perang Khandaq (5 H / 627 M) • Bulan: Syawal-Dzulqa’dah • Jumlah Pasukan: o Kaum Muslimin: 3.000 orang o Sekutu Quraisy dan Yahudi: 10.000 orang • Ringkasan: Perang ini dikenal juga sebagai Perang Ahzab. Kaum Muslimin menggunakan strategi menggali parit (khandaq) untuk menghalangi musuh memasuki Madinah. Strategi ini berhasil membuat pasukan sekutu Quraisy mundur tanpa pertempuran besar. 4. Perang Bani Quraizhah (5 H / 627 M) • Bulan: Dzulqa’dah • Jumlah Pasukan: o Kaum Muslimin: 3.000 orang o Bani Quraizhah: Tidak diketahui pasti • Ringkasan: Perang ini terjadi setelah Perang Khandaq. Rasulullah ﷺ memerangi Bani Quraizhah karena mereka berkhianat dan bersekutu dengan kaum Quraisy dalam Perang Khandaq. Kaum Muslimin berhasil mengalahkan mereka. 5. Perjanjian Hudaibiyah (6 H / 628 M) • Bulan: Dzulqa’dah • Jumlah Pasukan: o Kaum Muslimin: 1.400 orang o Kaum Quraisy: Tidak terjadi pertempuran • Ringkasan: Peristiwa ini bukanlah perang, melainkan perjanjian damai antara kaum Muslimin dan Quraisy. Perjanjian ini memberikan kesempatan bagi kaum Muslimin untuk berdakwah lebih luas. 6. Penaklukan Khaibar (7 H / 628 M) • Bulan: Muharram • Jumlah Pasukan: o Kaum Muslimin: 1.600 orang o Kaum Yahudi: Tidak diketahui pasti • Ringkasan: Penaklukan Khaibar adalah upaya kaum Muslimin untuk menaklukkan benteng-benteng Yahudi yang berkhianat di wilayah Khaibar. Rasulullah ﷺ dan pasukan Muslim berhasil meraih kemenangan besar. 7. Fathu Makkah (8 H / 630 M) • Bulan: Ramadan • Jumlah Pasukan: o Kaum Muslimin: 10.000 orang o Kaum Quraisy: Tidak ada perlawanan • Ringkasan: Penaklukan Makkah adalah momen penting dalam sejarah Islam. Rasulullah ﷺ memimpin pasukan besar untuk membebaskan Makkah tanpa pertumpahan darah, dan masyarakat Quraisy masuk Islam secara berbondong-bondong. 8. Perang Hunain (8 H / 630 M) • Bulan: Syawal • Jumlah Pasukan: o Kaum Muslimin: 12.000 orang o Suku Hawazin dan Tsaqif: 20.000 orang • Ringkasan: Perang ini terjadi setelah Fathu Makkah. Meski sempat terdesak, kaum Muslimin akhirnya memenangkan pertempuran dengan pertolongan Allah. 9. Perang Tabuk (9 H / 631 M) • Bulan: Rajab • Jumlah Pasukan: o Kaum Muslimin: 30.000 orang o Kekaisaran Romawi: Tidak terjadi pertempuran langsung • Ringkasan: Rasulullah ﷺ memimpin pasukan besar menuju Tabuk untuk menghadapi ancaman Kekaisaran Romawi. Namun, pasukan Romawi tidak berani maju, sehingga tidak terjadi pertempuran. Kesimpulan Peperangan yang terjadi pada masa Rasulullah ﷺ bukanlah bertujuan untuk menimbulkan kekacauan, melainkan untuk mempertahankan agama, keadilan, dan kebenaran. Setiap peristiwa memberikan pelajaran berharga tentang strategi, kesabaran, dan pentingnya ketundukan kepada Allah Ta’ala. Melalui peperangan ini, Islam semakin kuat dan tersebar ke berbagai wilayah. Untuk lebih detail, bisa merujuk pada kitab-kitab berikut: 1. Ar-Raheeq Al-Makhtum, karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri 2. Sirah Nabawiyah, karya Ibnu Hisyam 3. Zadul Ma'ad, kaarya Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah 4. Al-Bidayah wan Nihayah, karya Ibnu Katsir
Shalat sunnah adalah ibadah tambahan yang dianjurkan dalam Islam untuk menyempurnakan ibadah wajib. Selain menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, shalat sunnah juga memiliki banyak keutamaan yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah ﷺ. Tulisan berikut akan membahas berbagai macam shalat Sunnah beserta keutamaannya. 1. Shalat Sunnah Rawatib Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang dilakukan sebelum atau sesudah shalat fardhu. A. Jumlahnya: 1) 2 rakaat sebelum Subuh 2) 2 atau 4 rakaat sebelum Dzuhur dan 2 rakaat setelahnya 3) 2 rakaat setelah Maghrib 4) 2 rakaat setelah Isya B. Keutamaannya: Rasulullah ﷺ bersabda: مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ، إِلَّا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ "Tidaklah seorang hamba Muslim shalat sunnah karena Allah setiap hari sebanyak dua belas rakaat, kecuali Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga." (HR. Muslim No. 728) 2. Shalat Dhuha Shalat Dhuha dikerjakan pada pagi hari setelah matahari naik hingga sebelum masuk waktu Dzuhur. A. Jumlah rakaat: Minimal 2 rakaat, maksimal 12 rakaat. B. Keutamaan: Rasulullah ﷺ bersabda: يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى "Di setiap persendian salah seorang di antara kalian terdapat sedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan kebaikan ada sedekah, mencegah kemungkaran adalah sedekah, dan yang mencukupi semua itu adalah dua rakaat yang dikerjakan di waktu Dhuha." (HR. Muslim No. 720) 3. Shalat Tahajjud Shalat Tahajjud dilakukan di sepertiga malam terakhir setelah tidur. Keutamaannya: Allah ﷻ berfirman: "Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajjud sebagai ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." (QS. Al-Isra’: 79). Rasulullah ﷺ juga bersabda: "Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam." (HR. Muslim No. 1163) 4. Shalat Witir Shalat Witir adalah shalat penutup yang dikerjakan setelah shalat Isya hingga sebelum Subuh, biasanya dengan jumlah rakaat ganjil (1, 3, 5, atau lebih). Keutamaannya: Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya Allah itu witir (ganjil) dan menyukai witir, maka shalat witirlah, wahai ahli Al-Qur’an." (HR. Abu Dawud No. 1416, Tirmidzi No. 453) 5. Shalat Istikharah Shalat Istikharah adalah shalat yang dilakukan untuk memohon petunjuk kepada Allah ﷻ dalam mengambil keputusan. A. Jumlah rakaat: 2 rakaat. B. Keutamaannya: Rasulullah ﷺ bersabda: "Jika salah seorang di antara kalian hendak melakukan sesuatu, maka hendaklah ia shalat dua rakaat (shalat Istikharah),..." (HR. Bukhari No. 1162) 6. Shalat Taubat Shalat Taubat dilakukan sebagai bentuk permohonan ampun kepada Allah ﷻ atas dosa yang telah diperbuat. A. Jumlah rakaat: 2 rakaat B. Keutamaanny: Rasulullah ﷺ bersabda: "Tidaklah seorang hamba melakukan dosa, lalu dia bersuci dan shalat dua rakaat kemudian memohon ampun kepada Allah, kecuali Allah pasti akan mengampuninya." (HR. Abu Dawud No. 1521, Tirmidzi No. 406) 7. Shalat Tasbih Shalat Tasbih adalah shalat sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan sekali sehari, sekali seminggu, atau setidaknya sekali seumur hidup. A. Jumlah rakaat: 4 rakaat dengan bacaan tasbih sebanyak 75 kali di setiap rakaatnya. B. Keutamaannya: Rasulullah ﷺ bersabda: "Jika mampu, lakukanlah shalat ini setiap hari. Jika tidak mampu, lakukan setiap pekan, jika tidak mampu, lakukan setiap bulan, dan jika tidak mampu, lakukan setahun sekali atau seumur hidup sekali." (HR. Abu Dawud No. 1297, Ibnu Majah No. 1387) Kesimpulan Shalat sunnah merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam karena memiliki banyak keutamaan, baik sebagai penyempurna shalat wajib maupun sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Setiap Muslim dianjurkan untuk mengamalkan shalat sunnah sesuai dengan kemampuannya agar memperoleh keutamaan yang dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dirangkum dari beberapa referensi.
Shalat Jumat adalah kewajiban yang agung bagi kaum muslimin laki-laki yang telah memenuhi syarat, sebagai salah satu syiar Islam yang paling utama. Allah Ta’ala memerintahkan umat Islam untuk meninggalkan semua aktifitas duniawi saat panggilan shalat Jumat dikumandangkan. Keutamaan Menghadiri Shalat Jumat 1. Perintah Langsung dari Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur'an: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS. Al-Jumu'ah: 9) Ayat ini menunjukkan kewajiban shalat Jumat dan keutamaan segera menghadirinya. 2. Menghapus Dosa. Rasulullah ﷺ bersabda: مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ، فَصَلَّى مَا قُدِّرَ لَهُ، ثُمَّ أَنْصَتَ حَتَّى يَفْرُغَ الإِمَامُ مِنْ خُطْبَتِهِ، ثُمَّ يُصَلِّي مَعَهُ، غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الأُخْرَى، وَزِيَادَةَ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ. "Barang siapa mandi pada hari Jumat, kemudian berangkat ke masjid, lalu shalat sesuai kemampuannya, diam mendengarkan khutbah hingga selesai, kemudian shalat bersama imam, maka diampuni dosa-dosanya antara Jumat tersebut dan Jumat berikutnya, ditambah tiga hari." (HR. Muslim, no. 857) 3. Hari Terbaik dalam Sepekan. Rasulullah ﷺ bersabda: خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فِيهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ، وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا. "Sebaik-baik hari yang pada hari itu matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke dalam surga, dan pada hari itu pula ia dikeluarkan darinya." (HR. Muslim, no. 854) 4. Pahala Besar bagi yang Berangkat Lebih Awal. Rasulullah ﷺ bersabda: "Barang siapa berangkat shalat Jumat di waktu pertama, maka ia seperti berkurban seekor unta. Barang siapa berangkat di waktu kedua, maka ia seperti berkurban seekor sapi. Barang siapa berangkat di waktu ketiga, maka ia seperti berkurban seekor kambing yang bertanduk." (HR. Bukhari, no. 881; Muslim, no. 850) Adab-Adab Menghadiri Shalat Jumat: 1. Mandi Sebelum Berangkat. Rasulullah ﷺ bersabda: غُسْلُ يَوْمِ الْجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ. "Mandi pada hari Jumat adalah wajib bagi setiap orang yang baligh." (HR. Bukhari, no. 879; Muslim, no. 846) 2. Memakai Pakaian Terbaik dan Wewangian. Rasulullah ﷺ bersabda: مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الجُمُعَةِ، وَلَبِسَ مِنْ أَحْسَنِ ثِيَابِهِ، وَمَسَّ مِنْ طِيبٍ إِنْ كَانَ عِنْدَهُ، ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الجُمُعَةِ، فَلَمْ يَتَخَطَّى رِقَابَ النَّاسِ، ثُمَّ صَلَّى مَا كُتِبَ لَهُ، ثُمَّ أَنْصَتَ حَتَّى يَفْرُغَ الإِمَامُ مِنْ خُطْبَتِهِ، ثُمَّ يُصَلِّي مَعَهُ، غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الجُمُعَةِ الأُخْرَى. "Barang siapa mandi pada hari Jumat, memakai pakaian terbaiknya, mengoleskan wewangian jika ia memilikinya, lalu berangkat ke masjid dan tidak melangkahi pundak orang lain, kemudian ia shalat sesuai kemampuannya, diam mendengarkan khutbah hingga selesai, maka diampuni dosanya antara Jumat tersebut dan Jumat berikutnya." (HR. Ahmad, no. 15595) 3. Bersegera ke Masjid. Dianjurkan untuk pergi lebih awal agar mendapatkan keutamaan sebagaimana disebutkan dalam hadits yang telah dijelaskan sebelumnya. 4. Tidak Melangkahi Pundak Orang Lain. Rasulullah ﷺ memperingatkan: "Duduklah, karena kamu telah mengganggu dan terlambat datang." (HR. Abu Dawud, no. 1118) 5. Diam dan Mendengarkan Khutbah. Rasulullah ﷺ bersabda: إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ: أَنْصِتْ، يَوْمَ الْجُمُعَةِ، وَالإِمَامُ يَخْطُبُ، فَقَدْ لَغَوْتَ. "Jika kamu berkata kepada temanmu, 'Diamlah,' ketika imam sedang berkhutbah, maka sesungguhnya kamu telah melakukan perbuatan sia-sia." (HR. Bukhari, no. 934; Muslim, no. 851) 6. Tidak Bermain atau Melakukan Hal yang Tidak Bermanfaat. Rasulullah ﷺ bersabda: مَنْ مَسَّ الْحَصَى فَقَدْ لَغَا "Barang siapa menyentuh kerikil (bermain-main dengannya) maka ia telah melakukan perbuatan sia-sia." (HR. Muslim, no. 857) Penutup Menghadiri shalat Jumat bukan hanya kewajiban, tetapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dan meningkatkan kualitas keimanan. Dengan menjalankan adab-adab shalat Jumat, seorang Muslim tidak hanya mendapatkan pahala, tetapi juga menjaga kesucian syiar Islam. Semoga kita senantiasa termasuk dalam golongan yang memuliakan hari Jumat dan menjalankan sunnah Rasulullah ﷺ. sekolah, smpit, pondok, pesantren, pondokpesantren, boarding, school, boardingschool, bagus, unggul, unggulan, cilegon, banten
Definisi Hijrah Secara bahasa, kata hijrah berasal dari kata Arab “hajara” yang berarti "berpindah" atau "meninggalkan." Dalam dinamika Islam, hijrah memiliki dua makna utama: 1. Hijrah Fisik: Berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mempertahankan iman dan menjalankan ajaran Islam, sebagaimana Rasulullah ﷺ dan para sahabat berhijrah dari Mekkah ke Madinah. 2. Hijrah Maknawi: Meninggalkan dosa dan kemaksiatan menuju ketaatan kepada Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:"Seorang Muslim adalah ketika Muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan segala hal yang dilarang oleh Allah." (HR. Bukhari dan Muslim) Hijrah Fisik: Sejarah dan Makna Hijrah fisik merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam. Rasulullah ﷺ berhijrah dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622 M, yang kemudian dijadikan sebagai awal kalender Hijriah. Berikut adalah beberapa poin penting dari peristiwa hijrah: 1. Latar Belakang Hijrah Rasulullah ﷺ dan para sahabat menghadapi tekanan, penyiksaan, dan ancaman dari kaum Quraisy di Mekkah. Dalam situasi sulit ini, Allah memerintahkan Rasulullah ﷺ untuk berhijrah ke Madinah, yang saat itu dikenal sebagai Yatsrib. 2. Strategi Hijrah Perjalanan hijrah bukanlah perjalanan biasa. Rasulullah ﷺ bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu menyusun strategi matang, seperti bersembunyi di Gua Tsur dan menggunakan Abdullah bin Abu Bakar untuk mengumpulkan informasi. 3. Penerimaan Kaum Anshar Setibanya di Madinah, Rasulullah ﷺ disambut hangat oleh penduduk Anshar. Kaum Muhajirin dan Anshar kemudian bersatu, membentuk masyarakat Islam yang kuat. 4. Dampak Hijrah Hijrah bukan sekadar perpindahan tempat, tetapi juga awal dari pembentukan negara Islam di Madinah, yang menjadi pusat dakwah, pendidikan, dan pemerintahan Islam. Hijrah Maknawi: Transformasi Diri Hijrah maknawi adalah perjalanan spiritual seorang muslim untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Hijrah ini meliputi berbagai aspek kehidupan, seperti: 1. Hijrah Iman Meninggalkan keraguan dan kekufuran menuju keyakinan penuh kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya: "Maka barangsiapa beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada-Nya, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam rahmat yang besar dari-Nya."(QS. An-Nisa: 175) 2. Hijrah Amal Meninggalkan dosa dan maksiat menuju amal saleh. Rasulullah ﷺ bersabda: "Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah." (HR. Bukhari) 3. Hijrah Hati Membersihkan hati dari sifat buruk seperti iri, dengki, dan sombong, menuju hati yang ikhlas, sabar, dan penuh syukur. Allah Ta’ala berfirman: "Pada hari itu, tidak berguna harta dan anak-anak, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih." (QS. Asy-Syu'ara: 88-89) Motivasi untuk Hijrah 1. Mencari Ridha Allah Ta’ala Hijrah dilakukan semata-mata untuk mendapatkan keridhaan Allah Ta’ala. Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan. Barang siapa hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Bukhari dan Muslim) 2. Menggapai Keselamatan Dunia dan Akhirat Allah Ta’ala menjanjikan pahala besar bagi mereka yang berhijrah. "Dan barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di muka bumi tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak."(QS. An-Nisa: 100) 3. Mendapatkan Keberkahan Hidup Hijrah menuju kebaikan akan membawa keberkahan dalam hidup, baik secara spiritual maupun duniawi. Hijrah di Zaman Modern Di zaman modern, hijrah maknawi menjadi sangat relevan. Hijrah dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti: 1) Meninggalkan kebiasaan buruk seperti malas, boros, dan bergantung pada hal-hal duniawi. 2) Berpindah dari lingkungan yang tidak baik menuju lingkungan yang mendukung ketaatan kepada Allah. 3) Memperbaiki pola pikir dan tindakan agar sesuai dengan ajaran Islam. Tantangan Hijrah Hijrah sering kali tidak mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti godaan untuk kembali ke kebiasaan lama, tekanan dari lingkungan, atau rasa takut akan kehilangan status sosial. Namun, Allah Ta’ala berjanji akan memberikan pertolongan kepada mereka yang bersungguh-sungguh berhijrah. Allah Ta’ala berfirman, "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami." (QS. Al-Ankabut: 69) Kesimpulan Hijrah adalah perjalanan menuju kebaikan, baik secara fisik maupun spiritual. Peristiwa hijrah Rasulullah ﷺ memberikan pelajaran penting tentang kesabaran, keberanian, dan tawakal kepada Allah. Sementara hijrah maknawi menjadi panggilan bagi setiap Muslim untuk terus memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah. Semoga kita semua dapat menjalani hijrah dalam hidup ini, baik hijrah fisik maupun maknawi, demi mendapatkan ridha Allah Ta'ala dan kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat. Hijrah, upaya perjalanan menuju kehidupan yang lebih baik Referensi 1. Al-Qur'anul Karim: QS. Al-Baqarah: 218, QS. An-Nisa: 100, QS. Al-Ahzab: 9. 2. Shahih Bukhari, Kitab Al-Iman dan Kitab Al-Hijrah. 3. Shahih Muslim, Kitab Al-Iman. 4. Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah. 5. Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Ar-Raheeq Al-Makhtum.
Keutamaan Menuntut Ilmu Islam Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Dalam Islam, ilmu memiliki kedudukan yang sangat tinggi, terutama ilmu agama yang menjadi kunci kebahagiaan di dunia dan akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah, no. 224) 1. Ilmu adalah Jalan Menuju Surga Menuntut ilmu agama adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan ridha-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699) Hadits ini menunjukkan bahwa ilmu adalah sarana untuk mengenal Allah, menjalankan perintah-Nya, dan menghindari larangan-Nya. Dengan ilmu, seorang Muslim dapat meluruskan niat dan amal perbuatannya agar sesuai dengan syariat. 2. Derajat yang Tinggi di Sisi Allah Allah memberikan derajat yang tinggi kepada orang-orang yang berilmu. Hal ini sebagaimana firman-Nya: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (QS. Al-Mujadilah: 11) Ayat ini menegaskan bahwa ilmu bukan hanya mendatangkan manfaat duniawi, tetapi juga kemuliaan di akhirat. 3. Penerang dalam Kegelapan Ilmu agama adalah cahaya yang menerangi hati dan kehidupan seorang Muslim. Rasulullah ﷺ bersabda: “Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah utus aku dengannya seperti hujan lebat yang mengenai bumi…” (HR. Bukhari, no. 79; Muslim, no. 2282) Hadits ini mengibaratkan ilmu sebagai hujan yang menyuburkan hati dan membimbing manusia keluar dari kebodohan. 4. Ilmu Adalah Warisan Para Nabi Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham. Mereka hanya mewariskan ilmu. Barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Dawud, no. 3641; Tirmidzi, no. 2682) Menuntut ilmu berarti mengambil bagian dari warisan para nabi, yang merupakan sumber kebahagiaan sejati. 5. Bekal Terbaik di Dunia dan Akhirat Ilmu agama adalah bekal utama dalam menjalani kehidupan. Dengan ilmu, seorang Muslim dapat memahami tujuan hidupnya, melaksanakan ibadah dengan benar, dan menjauhi kemaksiatan. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata: "Manusia lebih membutuhkan ilmu daripada makanan dan minuman, karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan sekali atau dua kali sehari, sedangkan ilmu dibutuhkan setiap waktu." Cara Mengamalkan Keutamaan Menuntut Ilmu Ikhlas dalam Menuntut Ilmu Menuntut ilmu harus dilakukan karena Allah, bukan untuk pujian atau kepentingan duniawi. Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa mempelajari ilmu yang seharusnya ditujukan untuk mencari wajah Allah, tetapi ia mempelajarinya demi mendapatkan harta dunia, maka ia tidak akan mencium wangi surga.” (HR. Abu Dawud, no. 3664) Mengamalkan Ilmu yang Dipelajari Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah. Ilmu yang diamalkan akan mendatangkan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Menyebarkan Ilmu Rasulullah ﷺ bersabda: “Sampaikan dariku walau hanya satu ayat.” (HR. Bukhari, no. 3461) Menyampaikan ilmu kepada orang lain adalah amal jariyah yang pahalanya terus mengalir. Penutup Menuntut ilmu Islam adalah kewajiban sekaligus kebutuhan yang harus diutamakan oleh setiap Muslim. Ilmu akan menjadi cahaya yang menerangi kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat. Mari kita semangat dalam menuntut ilmu, mengamalkannya, dan menyebarkannya agar menjadi umat yang bermanfaat. Semoga Allah memudahkan langkah kita dalam menuntut ilmu dan menjadikannya sebagai bekal yang memberatkan timbangan amal kebaikan di akhirat. Aamiin. unggulan, smpit, sekolah, cilegon, banten, pondok, pesantren, boarding, school, bagus
Shalat sunnah adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Meskipun tidak diwajibkan seperti shalat lima waktu, namun pelaksanaannya memiliki banyak keutamaan dan manfaat yang luar biasa bagi seorang muslim. Shalat sunnah dapat menjadi pelengkap dan penyempurna bagi shalat fardhu, serta sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. 1. Penyempurna Kekurangan dalam Shalat Fardhu Shalat fardhu merupakan kewajiban utama bagi setiap muslim, namun tidak jarang dalam pelaksanaannya terdapat kekurangan, baik disengaja maupun tidak. Rasulullah ﷺ bersabda, yang artinya: "Sesungguhnya amalan seorang hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya. Jika shalatnya buruk, maka buruk pula seluruh amalnya." (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, dan An-Nasa'i) Namun, jika terdapat kekurangan dalam shalat fardhu, shalat sunnah akan menjadi penyempurna, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ yang artinya: "Sesungguhnya amalan pertama yang akan dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika terdapat kekurangan dalam shalat wajibnya, maka Allah berfirman, 'Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah untuk menyempurnakannya?'" (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi) 2. Menambah Kedekatan dengan Allah Ta’ala Shalat sunnah juga merupakan bentuk penghambaan yang lebih mendekatkan seorang hamba kepada Allah Ta’ala. Dalam hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman, yang artinya: "Dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya." (HR. Bukhari) Ketika Allah telah mencintai seorang hamba, maka Allah Ta’ala akan membimbing kehidupannya dalam kebaikan dan memberikan perlindungan yang sempurna. 3. Mengangkat Derajat dan Menghapus Dosa Shalat sunnah memiliki peran besar dalam meningkatkan derajat seorang muslim serta menghapus dosa-dosanya. Rasulullah ﷺ bersabda, yang artinya: "Lakukanlah shalat di malam dan siang hari, karena sesungguhnya shalat itu menghapus dosa-dosa sebagaimana air memadamkan api." (HR. Muslim) Dengan rutin melaksanakan shalat sunnah, dosa-dosa kecil dapat dihapus dan pahala kita semakin bertambah. 4. Menambah Cahaya di Hari Kiamat Orang yang rajin mengerjakan shalat sunnah akan mendapatkan cahaya yang menerangi jalannya di hari kiamat. Rasulullah ﷺ bersabda, yang artinya: "Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan dalam kegelapan menuju masjid dengan cahaya sempurna pada hari kiamat." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi) Bahkan, shalat sunnah seperti tahajud dan dhuha akan memberikan cahaya yang lebih besar di hari akhirat nanti. 5. Menghindarkan dari Api Neraka dan Siksa Kubur Shalat sunnah juga berperan dalam menyelamatkan seseorang dari siksa kubur dan api neraka. Dalam hadits disebutkan bahwa shalat sunnah akan menjadi perisai bagi seseorang dari siksa neraka: "Barang siapa yang menjaga empat rakaat sebelum Zuhur dan empat rakaat setelahnya, maka Allah akan mengharamkannya dari api neraka." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi) Jenis-Jenis Shalat Sunnah yang Dianjurkan Dalam Islam, terdapat berbagai macam shalat sunnah yang memiliki keutamaan masing-masing, di antaranya: 1. Shalat Sunnah Rawatib (sebelum dan sesudah shalat fardhu) 2. Shalat Tahajud (dilakukan di sepertiga malam terakhir) 3. Shalat Dhuha (dilaksanakan di pagi hari untuk keberkahan rezeki) 4. Shalat Witir (penutup shalat malam) 5. Shalat Istikharah (memohon petunjuk Allah dalam mengambil keputusan) 6. Shalat Tahiyyatul Masjid (saat memasuki masjid) 7. Shalat Thuhur (setelah berwudhu) 8. Shalat Syuruq (setelah matahari terbit) 9. Dan lain-lain Kesimpulan Shalat sunnah adalah amalan yang memiliki banyak keutamaan, baik sebagai penyempurna shalat fardhu, sarana mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, penghapus dosa, hingga perisai dari siksa neraka. Dengan menjaga shalat sunnah secara istiqamah, seorang muslim akan mendapatkan limpahan rahmat dan pertolongan dari Allah Ta’ala. Oleh karena itu, marilah kita menjadikan shalat sunnah sebagai bagian dari keseharian kita agar mendapatkan keberkahan di dunia dan akhirat. Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita semua untuk senantiasa mendirikan shalat, baik yang wajib maupun yang sunnah. Aamiin.
Hujan adalah fenomena alam yang memiliki peran penting dalam kehidupan makhluk di bumi. Dalam Islam, hujan dipandang sebagai rahmat dan karunia dari Allah Ta’ala, sementara dari sudut pandang ilmiah, hujan adalah bagian dari siklus hidrologi yang menjaga keseimbangan ekosistem. Hujan dalam Pandangan Islam Islam mengajarkan bahwa hujan adalah berkah dari Allah Ta’ala yang diberikan kepada makhluk-Nya. Dalam Al-Qur’an, banyak ayat yang menyebutkan tentang hujan sebagai anugerah dan bentuk kasih sayang Allah ‘Azza Wajalla kepada manusia. 1. Hujan sebagai Rahmat Allah Ta’ala berfirman: وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً مُّبٰرَكًا فَاَنْۢبَتْنَا بِهٖ جَنّٰتٍ وَّحَبَّ الْحَصِيْدِۙ "Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun dan biji-biji yang dapat dipanen." (QS. Qaf: 9) Ayat ini menunjukkan bahwa hujan membawa manfaat besar, seperti menyuburkan tanah dan mendukung kehidupan tanaman. 2. Doa Ketika Turun Hujan Rasulullah ﷺ mengajarkan doa ketika turun hujan: اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا "Ya Allah, jadikanlah hujan ini hujan yang membawa manfaat." (HR. Bukhari) 3. Hujan Sebagai Ujian dan Azab Meskipun hujan sering kali membawa manfaat, dalam beberapa kondisi hujan juga bisa menjadi ujian atau azab bagi manusia. Allah Ta’ala berfirman: فَفَتَحْنَآ اَبْوَابَ السَّمَاۤءِ بِمَاۤءٍ مُّنْهَمِرٍۖ "Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah." (QS. Al-Qamar: 11) Ayat ini mengingatkan kita pada kisah kaum Nabi Nuh yang ditimpa azab berupa banjir besar karena keingkaran mereka. Hujan dalam Perspektif Ilmiah Secara ilmiah, hujan adalah bagian dari siklus hidrologi yang sangat penting bagi keberlanjutan kehidupan di bumi. 1. Proses Terbentuknya Hujan Hujan terbentuk melalui proses evaporasi (penguapan), kondensasi (pengembunan), dan presipitasi (turunnya hujan). Proses ini menjaga ketersediaan air di bumi dan memastikan keseimbangan ekosistem. 2. Manfaat Hujan dalam Ekosistem o Menyediakan air bagi makhluk hidup o Menyuburkan tanah dan tanaman o Mengisi kembali air tanah dan sumber air lainnya o Membersihkan udara dari polusi 3. Fenomena Hujan Asam Hujan tidak selalu membawa manfaat. Pencemaran udara dapat menyebabkan hujan asam yang merusak ekosistem, mengganggu pertumbuhan tanaman, serta membahayakan kesehatan manusia dan hewan. Kesimpulan Hujan dalam Islam dipandang sebagai rahmat dan tanda kebesaran Allah Ta’ala, namun juga bisa menjadi ujian bagi manusia. Dari perspektif ilmiah, hujan memainkan peran krusial dalam siklus air dan keseimbangan lingkungan. Dengan memahami kedua perspektif ini, kita dapat lebih bersyukur atas nikmat hujan dan berupaya menjaga lingkungan agar tetap seimbang. Dirangkum dari beberapa sumber
Latar Belakang Perang Khandaq, juga dikenal sebagai Perang Ahzab, terjadi pada bulan Syawal tahun ke-5 Hijriah (627 M). Perang ini dinamai Khandaq (parit) karena strategi unik yang diterapkan oleh kaum Muslimin untuk mempertahankan Madinah dari serangan musuh. Disebut juga sebagai Perang Ahzab karena melibatkan gabungan suku-suku Arab dan Yahudi yang bersekutu untuk menyerang kaum Muslimin di Madinah. Koalisi musuh dipimpin oleh suku Quraisy dari Mekkah yang bersekutu dengan suku Ghathafan, Bani Nadhir, dan kelompok Yahudi Bani Quraizhah. Perang ini dipicu oleh dendam kaum Quraisy atas kekalahan mereka di Perang Badar dan kekalahan moral mereka di Perang Uhud. Selain itu, kaum Yahudi Bani Nadhir, yang sebelumnya diusir dari Madinah karena pengkhianatan mereka, juga menghasut kaum Quraisy untuk menyerang. Persiapan Kaum Muslimin Ketika Rasulullah ﷺ mendapat kabar bahwa pasukan gabungan musuh sedang bersiap untuk menyerang Madinah, beliau segera mengumpulkan para sahabat untuk bermusyawarah. Salman Al-Farisi, seorang sahabat dari Persia, mengusulkan agar kaum Muslimin menggali parit di bagian utara Madinah, karena bagian ini adalah satu-satunya akses bagi pasukan musuh. Bagian lain Madinah dilindungi oleh gunung dan lembah alami. Strategi ini belum dikenal di jazirah Arab, dan Rasulullah ﷺ menyetujui ide tersebut. Seluruh kaum Muslimin bekerja keras menggali parit sepanjang 5.5 km dengan kedalaman sekitar 4.5 meter dan lebar 9 meter. Kerja sama dan semangat kaum Muslimin sangat tinggi, meskipun mereka berada dalam kondisi kekurangan makanan. Jalannya Perang Pasukan koalisi Quraisy dan sekutunya berjumlah sekitar 10.000 orang, sementara kaum Muslimin hanya sekitar 3.000 orang. Ketika pasukan musuh tiba di Madinah, mereka dikejutkan oleh keberadaan parit yang menghalangi mereka untuk menyerang. Strategi ini sangat efektif, sehingga pasukan musuh hanya bisa berkemah di luar parit dan tidak dapat masuk ke Madinah. Selama pengepungan yang berlangsung sekitar satu bulan, kaum Muslimin menghadapi berbagai kesulitan, termasuk kekurangan makanan dan cuaca yang sangat dingin. Namun, mereka tetap bertahan dengan penuh kesabaran. Sementara itu, kaum Yahudi Bani Quraizhah, yang sebelumnya terikat perjanjian dengan kaum Muslimin, melakukan pengkhianatan dengan bergabung bersama pasukan musuh. Di tengah situasi sulit ini, Allah menurunkan pertolongan-Nya. Dalam Al-Qur'an disebutkan: "Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang diberikan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu lihat." (QS. Al-Ahzab: 9) Angin topan yang dahsyat meruntuhkan tenda-tenda pasukan musuh, membuat mereka kacau balau dan kehilangan semangat untuk bertempur. Akhirnya, pasukan musuh mundur tanpa berhasil menyerang Madinah. Hasil dan Hikmah dari Perang Khandaq Perang Khandaq memberikan banyak pelajaran penting bagi kaum Muslimin: 1. Strategi dan Musyawarah Perang ini menunjukkan pentingnya musyawarah dan strategi dalam menghadapi musuh. Ide menggali parit dari Salman Al-Farisi menjadi salah satu kunci kemenangan kaum Muslimin. 2. Kesabaran dan Keimanan Ujian selama pengepungan menguatkan keimanan kaum Muslimin. Kesabaran mereka dalam menghadapi kesulitan menjadi teladan bagi umat Islam. 3. Pentingnya Persatuan Kemenangan diraih karena persatuan kaum Muslimin, meskipun mereka dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan musuh. 4. Kepercayaan kepada Allah Allah menurunkan pertolongan kepada kaum Muslimin dengan cara yang tidak terduga, mengajarkan bahwa kemenangan hanya bisa diraih dengan keimanan yang kokoh. Lebih detail bisa dilihat pada referensi berikut: 1. Al-Qur'anul Karim, QS. Al-Ahzab: 9-27. 2. Shahih Bukhari, Kitab Al-Maghazi. 3. Shahih Muslim, Kitab Al-Jihad. 4. Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah. 5. Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Ar-Raheeq Al-Makhtum.
Perang Uhud adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada tahun 3 Hijriah atau 625 Masehi. Peperangan ini memberikan banyak pelajaran berharga bagi kaum Muslimin tentang pentingnya ketaatan, strategi, dan hikmah dalam menghadapi ujian. Latar Belakang Perang Uhud Setelah kekalahan telak kaum Quraisy dalam Perang Badar (2 H), mereka berencana membalas dendam terhadap kaum Muslimin. Kaum Quraisy, yang dipimpin oleh Abu Sufyan, mengumpulkan pasukan besar yang terdiri dari 3.000 orang, termasuk 200 pasukan berkuda dan 700 pasukan berbaju besi. Mereka berangkat menuju Madinah dengan tujuan menghancurkan kaum Muslimin. Rasulullah ﷺ, yang mengetahui rencana tersebut, bermusyawarah dengan para sahabat untuk menentukan strategi. Beberapa sahabat senior seperti Abdullah bin Ubayy mengusulkan agar kaum Muslimin bertahan di Madinah. Namun, mayoritas sahabat, terutama para pemuda, mengusulkan agar pasukan Muslimin keluar dan menghadapi musuh di luar Madinah. Rasulullah ﷺ menerima usulan mayoritas dan memimpin sekitar 700 pasukan menuju Bukit Uhud. Jalannya Perang Uhud Perang Uhud berlangsung di dekat Bukit Uhud, sekitar 5 kilometer dari Madinah. Rasulullah ﷺ menempatkan pasukan pemanah di atas bukit kecil dengan pesan tegas agar mereka tidak meninggalkan posisi apa pun yang terjadi. Pada tahap awal, kaum Muslimin berhasil menguasai medan perang. Pasukan Quraisy terdesak, dan banyak dari mereka yang melarikan diri. Melihat hal ini, sebagian pasukan Muslim, terutama para pemanah, tergoda oleh harta rampasan perang dan meninggalkan posisi mereka di bukit, meskipun Rasulullah ﷺ telah melarangnya. Di tempat lain, Khalid bin Walid yang saat itu belum masuk Islam, melihat kelemahan strategi ini. Ia memimpin serangan balik dengan pasukan berkuda Quraisy, mengepung kaum Muslimin dari belakang. Akibatnya, kaum Muslimin kehilangan kendali, dan banyak yang gugur. Pada saat itu, Rasulullah ﷺ terluka, termasuk bagian wajah dan giginya yang patah. Sebagian sahabat seperti Mus’ab bin Umair gugur sebagai syuhada, dan Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah ﷺ, juga terbunuh secara tragis. Kaum Muslimin akhirnya mundur ke bukit, dan pasukan Quraisy mengakhiri pertempuran karena merasa telah cukup membalas dendam. Hasil Perang Uhud Perang Uhud menyebabkan kekalahan di pihak kaum Muslimin dengan korban sekitar 70 orang syuhada. Sementara itu, pasukan Quraisy kehilangan sekitar 20 orang. Kekalahan ini memberikan pelajaran besar bagi kaum Muslimin, terutama tentang pentingnya ketaatan dan kedisiplinan. Hikmah dari Perang Uhud 1. Ketaatan kepada Pemimpin: Ketidaktaatan sebagian pasukan pemanah menjadi penyebab utama kekalahan kaum Muslimin. Ini menunjukkan pentingnya mematuhi arahan pemimpin, terutama dalam situasi genting. 2. Kesabaran dalam Ujian: Kekalahan ini mengajarkan kaum Muslimin untuk bersabar dan tetap percaya kepada pertolongan Allah dalam menghadapi ujian. 3. Strategi dan Disiplin: Perang Uhud menjadi pelajaran penting tentang pentingnya strategi yang matang dan disiplin dalam pelaksanaannya. 4. Pengampunan dan Kebijaksanaan Rasulullah ﷺ: Meski mengalami kekalahan, Rasulullah ﷺ tetap memotivasi para sahabat dan tidak menyalahkan mereka secara berlebihan. Ini menunjukkan kebijaksanaan beliau dalam memimpin. Penutup Perang Uhud adalah peristiwa besar yang penuh dengan pelajaran berharga bagi kaum Muslimin hingga hari ini. Meskipun kaum Muslimin mengalami kekalahan, perang ini menunjukkan pentingnya ketaatan, kesabaran, dan hikmah dalam setiap ujian. Keterangan lebih lengkap bisa melihat kitab-kitab referensi berikut: 1. Ar-Raheeq Al-Makhtum, Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri 2. Sirah Nabawiyah, Ibnu Hisyam 3. Zadul Ma’ad, Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah 4. Al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir Smpit, pondok, pesantren, boarding, school, pondokpesantren, boardingschool, unggul, unggulan, bagus, asyik, mantap, cilegon, banten, Indonesia, sekolah
Kurma (Phoenix dactylifera) adalah buah yang berasal dari pohon kurma, yang telah dibudidayakan selama ribuan tahun di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara. Buah ini dikenal karena rasanya yang manis, teksturnya yang unik, serta kandungan nutrisinya yang tinggi. Kurma tidak hanya menjadi makanan pokok di beberapa negara, tetapi juga memiliki nilai budaya dan religius yang penting, terutama dalam tradisi Islam. Sejarah Kurma Kurma telah menjadi bagian penting dari peradaban manusia sejak zaman kuno. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa kurma telah dibudidayakan sejak 6000 SM di Mesopotamia (sekarang Irak). Pohon kurma disebutkan dalam berbagai teks kuno, termasuk Alkitab dan Al-Qur'an. Di dunia Islam, kurma memiliki makna khusus karena sering dikaitkan dengan bulan Ramadan, di mana umat muslim berbuka puasa dengan buah ini. Jenis-jenis Kurma Terdapat lebih dari 2000 varietas kurma di seluruh dunia, namun beberapa jenis yang paling populer antara lain: 1. Medjool: Dikenal sebagai "raja kurma," Medjool memiliki ukuran besar, tekstur lembut, dan rasa yang sangat manis. Kurma ini sering dianggap sebagai kurma premium. 2. Deglet Noor: Jenis ini berasal dari Tunisia dan Aljazair. Kurma Deglet Noor memiliki tekstur lebih kering dan rasa yang kurang manis dibandingkan Medjool, namun tetap populer karena harganya yang lebih terjangkau. 3. Barhi: Kurma Barhi memiliki rasa yang unik, mirip dengan karamel. Buah ini sering dikonsumsi dalam keadaan segar. 4. Halawy: Kurma Halawy memiliki rasa yang sangat manis dan tekstur yang lembut, membuatnya menjadi favorit banyak orang. 5. Khadrawy: Jenis ini memiliki rasa yang ringan dan tekstur yang lembut, sering digunakan dalam hidangan penutup. 6. Ajwa: Kurma Ajwa adalah jenis kurma yang sangat istimewa dalam Islam. Kurma ini berasal dari Madinah dan memiliki keutamaan khusus berdasarkan hadis Nabi Muhammad ﷺ. Kedudukan Kurma dalam Islam Kurma memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam Islam. Buah ini disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad ﷺ. Dalam Al-Qur'an, kurma disebutkan sebagai salah satu buah surga (QS. Ar-Rahman: 68). Nabi Muhammad ﷺ juga sering mengonsumsi kurma dan menganjurkan umatnya untuk mengonsumsi kurma, terutama saat berbuka puasa. Kurma Ajwa dan Keutamaannya Kurma Ajwa adalah jenis kurma yang sangat istimewa dalam Islam. Kurma ini berasal dari Madinah dan memiliki keutamaan khusus berdasarkan hadis Nabi Muhammad ﷺ. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad ﷺ bersabda, yang artinya: "Barangsiapa mengonsumsi tujuh butir kurma Ajwa di pagi hari, maka pada hari itu ia tidak akan terkena racun maupun sihir." (HR. Bukhari dan Muslim) Kurma Ajwa juga dikenal sebagai "kurma Nabi" karena Nabi Muhammad ﷺ sendiri menanam pohon kurma ini di Madinah. Kurma ini memiliki warna yang gelap dan rasa yang khas, serta diyakini memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa. Keutamaan Kurma saat Berbuka Puasa dan Sahur Kurma memiliki keutamaan khusus saat digunakan untuk berbuka puasa dan sahur. Nabi Muhammad ﷺ menganjurkan umatnya untuk berbuka puasa dengan kurma. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad ﷺ bersabda, yang artinya : "Apabila salah seorang di antara kamu berbuka puasa, hendaklah ia berbuka dengan kurma. Jika tidak ada, maka berbukalah dengan air karena air itu menyucikan." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi) Berbuka puasa dengan kurma memiliki manfaat kesehatan yang besar. Kurma mengandung gula alami yang dapat dengan cepat mengembalikan energi setelah seharian berpuasa. Selain itu, kurma juga kaya serat, vitamin, dan mineral yang membantu tubuh kembali segar. Saat sahur, mengonsumsi kurma juga sangat dianjurkan. Kurma memberikan energi yang tahan lama, sehingga membantu menjaga stamina selama berpuasa. Selain itu, kurma juga membantu mencegah dehidrasi karena kandungan airnya yang cukup tinggi. Manfaat Kesehatan Kurma Kurma tidak hanya lezat, tetapi juga kaya akan nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan. Beberapa manfaat kesehatan dari kurma antara lain: 1. Sumber Energi yang Baik: Kurma mengandung gula alami seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa, yang dapat memberikan energi instan. Ini membuat kurma menjadi pilihan yang baik untuk berbuka puasa atau sebagai camilan sehat. 2. Kaya Serat: Kurma mengandung serat makanan yang tinggi, yang membantu melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit. 3. Mengandung Antioksidan: Kurma kaya akan antioksidan seperti flavonoid, karotenoid, dan asam fenolik, yang membantu melawan radikal bebas dan mengurangi risiko penyakit kronis. 4. Mendukung Kesehatan Jantung: Kandungan potasium dalam kurma membantu mengatur tekanan darah, sementara magnesiumnya mendukung kesehatan jantung. 5. Meningkatkan Kesehatan Tulang: Kurma mengandung mineral seperti kalsium, fosfor, dan magnesium, yang penting untuk menjaga kekuatan tulang. 6. Membantu Mengontrol Gula Darah: Meskipun manis, kurma memiliki indeks glikemik yang rendah, sehingga dapat membantu mengontrol kadar gula darah jika dikonsumsi dalam jumlah moderat. Budidaya Kurma Pohon kurma tumbuh subur di daerah dengan iklim panas dan kering, seperti di Timur Tengah, Afrika Utara, dan beberapa bagian Amerika Serikat. Berikut adalah beberapa langkah penting dalam budidaya kurma: 1. Pemilihan Lokasi: Pohon kurma membutuhkan sinar matahari penuh dan tanah yang dikeringkan dengan baik. Mereka dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, tetapi lebih menyukai tanah berpasir atau berlempung. 2. Penanaman: Pohon kurma biasanya ditanam dari biji atau anakan. Namun, menanam dari anakan lebih disukai karena menghasilkan buah lebih cepat dan memiliki kualitas yang lebih konsisten. 3. Irigasi: Meskipun pohon kurma tahan kekeringan, mereka membutuhkan irigasi yang cukup selama masa pertumbuhan. Sistem irigasi tetes sering digunakan untuk menghemat air. 4. Pemupukan: Pohon kurma membutuhkan pupuk yang kaya akan nitrogen, fosfor, dan kalium untuk mendukung pertumbuhan dan produksi buah. 5. Pemangkasan: Pemangkasan dilakukan untuk menghilangkan daun yang mati atau rusak, serta untuk meningkatkan sirkulasi udara dan penetrasi sinar matahari. 6. Panen: Kurma biasanya dipanen ketika buah mencapai tahap kematangan yang diinginkan, yaitu tahap "khalal" (segar), "rutab" (lembut), atau "tamr" (kering). Panen dilakukan secara manual dengan memanjat pohon atau menggunakan alat bantu. Kesimpulan Kurma adalah buah yang memiliki sejarah panjang dan nilai budaya yang penting. Dengan berbagai jenis dan manfaat kesehatan yang luar biasa, kurma tidak hanya menjadi makanan lezat tetapi juga sumber nutrisi yang baik. Budidaya kurma memerlukan perhatian khusus terhadap kondisi lingkungan dan perawatan, namun hasilnya sangat berharga. Dalam Islam, kurma memiliki kedudukan yang istimewa, terutama kurma Ajwa, dan kurman dianjurkan untuk dikonsumsi saat berbuka puasa dan sahur. Dengan meningkatnya permintaan global akan kurma, budidaya buah ini dapat menjadi peluang ekonomi yang menjanjikan bagi petani di berbagai belahan dunia. Dirangkum dari beberapa referensi
Bersyukur adalah salah satu akhlak terpuji yang sangat ditekankan dalam Islam. Syukur merupakan bentuk pengakuan dan penghormatan seorang hamba atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah Ta’ala. Islam mengajarkan bahwa dengan bersyukur, nikmat akan bertambah, sedangkan kufur terhadap nikmat akan mendatangkan azab. Makna Bersyukur Secara bahasa, "syukur" (الشُّكْرُ) berasal dari kata dalam bahasa Arab yang berarti berterima kasih atau mengakui kebaikan. Dalam konteks Islam, bersyukur berarti mengakui nikmat Allah Ta’ala dengan hati, lisan, dan perbuatan. 1) Hati: Meyakini bahwa segala nikmat berasal dari Allah Ta’ala. 2) Lisan: Mengucapkan pujian dan syukur kepada Allah Ta’ala, seperti membaca Alhamdulillah. 3) Perbuatan: Menggunakan nikmat Allah Ta’ala untuk hal-hal yang diridhai-Nya. Dalil-Dalil tentang Bersyukur Banyak ayat Al-Qur’an dan hadits yang menjelaskan tentang pentingnya bersyukur, di antaranya: 1. Allah Menjanjikan Tambahan Nikmat bagi yang Bersyukur وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.'" (QS. Ibrahim: 7) 2. Bersyukur sebagai Tanda Keimanan فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ ࣖ "Maka ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengingatmu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat-Ku)." (QS. Al-Baqarah: 152) 3. Rasulullah ﷺ Menjadi Contoh dalam Bersyukur عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يُصَلِّي حَتَّى تَفَطَّرَ قَدَمَاهُ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَتَفْعَلُ هَذَا وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ؟ فَقَالَ: أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا؟ Rasulullah ﷺ adalah teladan dalam hal bersyukur. Diriwayatkan dalam sebuah hadits: "Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata: 'Rasulullah SAW shalat hingga kakinya bengkak. Aku berkata kepadanya: 'Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan ini padahal Allah telah mengampuni dosamu yang lalu dan yang akan datang?' Rasulullah ﷺ menjawab: 'Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur?'" (HR. Bukhari dan Muslim) Keutamaan Bersyukur 1. Menambah Nikmat: Allah Ta’ala menjanjikan tambahan nikmat bagi mereka yang bersyukur. 2. Menjaga Hati Tetap Tenang: Orang yang bersyukur cenderung lebih bahagia dan jauh dari sikap iri. 3. Mendapatkan Ridha Allah Ta’ala: Bersyukur adalah cara mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. 4. Terhindar dari Azab Allah Ta’ala: Kufur nikmat dapat mendatangkan murka Allah, sebagaimana disebutkan dalam QS. Ibrahim: 7. 5. Meningkatkan Ketakwaan: Bersyukur menjadikan seorang muslim lebih sadar akan kebesaran Allah Ta’ala. Cara Mengamalkan Syukur dalam Kehidupan Sehari-hari 1. Menyadari bahwa semua ni’mat berasal dari Allah Ta’ala: Mengakui bahwa segala rezeki, kesehatan, dan kebahagiaan adalah pemberian-Nya. 2. Sering mengucapkan Alhamdulillah: Membiasakan diri untuk bersyukur dalam setiap keadaan. 3. Menggunakan ni’mat dengan baik: Tidak menyia-nyiakan karunia Allah Ta’ala dan menggunakannya untuk kebaikan. 4. Beribadah dengan tekun: Menunjukkan rasa syukur dengan memperbanyak ibadah. 5. Berbuat baik kepada sesama: Membantu orang lain adalah bentuk syukur atas ni’mat yang diterima. Kesimpulan Bersyukur adalah akhlak mulia yang harus dimiliki setiap muslim. Dengan bersyukur, Allah Ta’ala akan menambah ni’mat dan melindungi kita dari azab-Nya. Bersyukur tidak hanya dengan lisan, tetapi juga dengan hati dan perbuatan. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa bersyukur atas segala ni’mat yang telah diberikan oleh Allah Ta’ala. Dirangkum dari beberapa referensi
Menipu merupakan tindakan yang sering terjadi dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam Islam, menipu termasuk perbuatan yang tercela dan berdampak buruk bagi individu maupun masyarakat. Selain dari sudut pandang agama, tindakan menipu juga membawa dampak negatif dalam hubungan sosial serta memiliki konsekuensi hukum di Indonesia. Kajian berikut akan membahas tentang sifat menipu dari perspektif agama, kemasyarakatan, dan hukum yang berlaku di Indonesia. Menipu dalam Perspektif Agama Dalam Islam, menipu atau melakukan kecurangan adalah perbuatan yang sangat dikecam. Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ telah menegaskan bahwa kejujuran adalah sifat yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya, "Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya." (QS. Al-Baqarah: 42). Dalam ayat lain, Allah ﷻ berfirman, yang artinya, "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat dan berdosa." (QS. An-Nisa: 107) Diperkuat dengan hadits Rasulullah ﷺ yang artinya, "Barang siapa menipu maka bukan dari golonganku." (HR. Muslim No. 102). Di kesempatan yang berbeda, beliau menegaskan dalam sabdanya, “Pedagang yang jujur dan dapat dipercaya akan bersama para nabi, shiddiqin, dan syuhada di hari kiamat." (HR. Tirmidzi No. 1209) Dari ayat dan hadits tersebut, dapat disimpulkan bahwa Islam melarang keras segala bentuk kecurangan, termasuk menipu, karena merusak amanah dan menodai kepercayaan. Menipu dalam Perspektif Kemasyarakatan Dalam kehidupan sosial, menipu tidak hanya merugikan individu yang menjadi korban, tetapi juga merusak kepercayaan dalam masyarakat. Beberapa dampak sosial dari tindakan menipu adalah: 1. Hilangnya Kepercayaan. Ketika seseorang tertipu, ia akan lebih sulit mempercayai orang lain, bahkan dalam hubungan sosial yang sederhana. 2. Merusak Keharmonisan Sosial. Masyarakat yang dipenuhi dengan kecurangan akan kehilangan rasa saling percaya dan solidaritas. 3. Menurunnya Etika dan Moralitas. Jika menipu menjadi kebiasaan, standar moral dalam masyarakat akan menurun, menyebabkan lebih banyak praktik ketidakjujuran. Menipu dalam Perspektif Hukum di Indonesia Di Indonesia, menipu merupakan tindakan yang dapat dikenai sanksi hukum. Tindak pidana penipuan diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 378 yang berbunyi: "Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, membujuk orang supaya menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang ataupun menghapuskan piutang, dihukum karena penipuan dengan pidana penjara selama-lamanya empat tahun." Selain KUHP, beberapa undang-undang lain yang berkaitan dengan penipuan, antara lain: 1. Undang-Undang Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999 – Melindungi konsumen dari tindakan curang dalam transaksi barang dan jasa. 2. Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) No. 19 Tahun 2016 – Mengatur tindak pidana penipuan berbasis digital atau daring. Kesimpulan Menipu, dari sudut pandang agama, bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan kejujuran dan amanah. Dalam kehidupan sosial, menyebabkan hilangnya kepercayaan dan keharmonisan. Sementara dari sisi hukum, pelaku penipuan dapat dijerat dengan hukuman pidana. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran demi menciptakan kehidupan yang lebih baik dan harmonis.
Di era modern yang penuh tantangan ini, memilih lingkungan pendidikan terbaik untuk anak adalah keputusan penting bagi orang tua. Pesantren atau boarding school menjadi salah satu pilihan unggulan bagi keluarga yang menginginkan pendidikan yang tidak hanya berbasis ilmu pengetahuan tetapi juga nilai-nilai agama dan akhlak mulia. Integrasi Keislaman dan Kurikulum Modern Pesantren atau Boarding School masa kini, termasuk yang berada di wilayah perbukitan Cikerai, Cibeber, Cilegon-Banten, tidak lagi hanya mengajarkan kitab klasik atau ilmu agama. Pesantren modern telah mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan kurikulum modern, seperti Kurikulum Merdeka, yang menanamkan 6 nilai utama: 1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia Siswa atau santri diajarkan tetang pentingnya hubungan dengan Allah Ta’ala melalui berbagai macam aktfitas ibadah, melalui bacaan dan hafalan Al-Qur'an, juga dengan akhlak islami yang harus diterapkan dalam kesehariannya. 2. Berkebinekaan Global Melatih santri untuk memahami dan menghargai perbedaan, sehingga siap menjadi duta Islam yang membawa perdamaian. Di lingkungan pesantren, perbedaan asal daerah kerap ditemui, karena mereka datang dari beberbagai wilayah. 3. Bergotong Royong Dalam pesantren, santri terbiasa saling membantu dalam berbagai aktivitas sehari-hari, terutama ketika melakukan piket harian di asrama, atau kerja bakti rutin pekanan dan bulanan 4. Mandiri Tinggal di asrama melatih kemandirian dalam mengatur waktu, belajar, dan menghadapi tantangan hidup. 5. Bernalar Kritis Kurikulum pesantren juga mencakup pelajaran logika dan analisis, sehingga santri mampu menghadapi permasalahan dengan bijak. 6. Kreatif Banyak pesantren menawarkan kegiatan ekstrakurikuler, yang bebas bagi santri untuk memilihnya sesuai bakat dan hobi, seperti tahfizh, futsal, berkuda, memanah, berenang, mading, majalah sekolah, IT, dan varian olah raga lainnya. ________________________________________ Keunggulan Ideal Sebuah Pesantren atau Boarding School: 1. Lingkungan Islami yang Kondusif Menyediakan lingkungan yang aman dan penuh nilai Islam. Anak-anak dididik untuk hidup sederhana, menjaga akhlak, dan selalu dekat dengan Al-Qur'an. 2. Fokus pada Pendidikan Karakter Pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga membentuk karakter. Nilai-nilai seperti disiplin, tanggung jawab, dan gotong royong ditanamkan melalui kegiatan sehari-hari. 3. Fasilitas Lengkap dan Modern Memiliki fasilitas seperti asrama nyaman ber-AC, masjid ber-AC, studio rekaman, perpustakaan, lapangan olahraga, area berkuda, wahana memanah, hingga ruang teknologi yang mendukung pembelajaran berbasis digital. 4. Aktivitas Unggulan Selain pembelajaran akademik, pesantren seringkali menawarkan program unggulan seperti: 1) Tahsin Al-Qur’an, agar bacaan Qur’an menjadi bagus dan sesuai kaidah tajwid. 2) Tahfidzul Qur'an, untuk menghafal Al-Qur'an. 3) Kegiatan Outbound dan Leadership, untuk melatih kepemimpinan. 4) Longmarch, untuk memunculkan kekuatan, kepercayaan, dan kebersamaan 5) Pembiasaan berkomunikasi Arab dan Inggris, untuk komunikasi global. 5. Jarak yang dekat, atau kondisional Memungkinkan anak tetap dekat dengan keluarga, sehingga memudahkan kunjungan atau komunikasi antara orang tua dan anak. Membangun Generasi Emas Belajar di pesantren bukan hanya tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang membangun jiwa yang tangguh, berakhlak mulia, dan mandiri. Dengan pendidikan yang terintegrasi antara agama dan kurikulum modern, merupakan perpaduan apik dalam mencetak generasi emas yang siap menghadapi masa depan dengan iman dan prestasi. Jangan ragu untuk memilih Pesantren atau Boarding School sebagai langkah terbaik untuk masa depan anak Anda!
Ahlussunnah wal Jamaah adalah golongan umat Islam yang berpegang teguh pada Al-Qur'an, Sunnah Rasulullah ﷺ, dan pemahaman para sahabat, tabi'in, serta ulama salafus shalih. Istilah ini merujuk pada kaum Muslimin yang menjalankan ajaran Islam sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ dan menjaga persatuan umat dalam akidah, ibadah, dan muamalah. Dalam terminologi akidah, Ahlussunnah wal Jamaah sering diidentifikasi sebagai golongan yang tetap berada di atas jalan kebenaran yang lurus, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah ﷺ: إِنَّ أُمَّتِي سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلَّا وَاحِدَةً. قَالُوا: وَمَا هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي “Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali satu golongan.” Ketika ditanya siapa mereka, beliau menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang mengikuti jalanku dan jalan para sahabatku.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi) Kriteria Ahlussunnah wal Jamaah Ahlussunnah wal Jamaah memiliki beberapa kriteria utama yang membedakan mereka dari golongan lainnya: 1. Berpegang pada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullahﷺ . Ahlussunnah wal Jamaah menjadikan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai pedoman utama dalam semua aspek kehidupan, baik dalam akidah, ibadah, maupun muamalah. 2. Pemahaman Para Sahabat. Mereka mengikuti pemahaman para sahabat Nabi ﷺ, yang langsung menyaksikan wahyu dan mendapatkan bimbingan dari Rasulullah ﷺ secara langsung. 3. Menjaga Persatuan Umat. Ahlussunnah wal Jamaah mengutamakan persatuan umat Islam dan menghindari segala bentuk perpecahan, sesuai dengan perintah Allah dalam Al-Qur'an: وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖ “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.” (QS. Ali 'Imran: 103) 4. Menjauhi aktifitas yang diduga berpahala namun tidak berdasar. Mereka menjauhi segala bentuk inovasi dalam agama yang tidak memiliki dasar dari Al-Qur'an dan Sunnah. 5. Bersikap Adil dan Moderat. Ahlussunnah wal Jamaah berada di tengah-tengah antara sikap ekstrem (ghuluw) dan sikap lalai (tafrith) dalam memahami ajaran agama. Tanda-Tanda Ahlussunnah wal Jamaah Berikut adalah beberapa tanda yang menunjukkan seseorang atau kelompok termasuk dalam Ahlussunnah wal Jamaah: 1. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka berusaha menjalankan semua perintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. 2. Cinta kepada Para Sahabat dan Ulama Salaf. Mereka mencintai para sahabat Nabi ﷺ dan menghormati ulama salaf sebagai rujukan utama dalam memahami agama. 3. Menghormati Perbedaan Fikih. Ahlussunnah wal Jamaah menghormati perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam perkara cabang (furu') selama memiliki dasar syar'i. 4. Toleransi dalam Pergaulan. Mereka bersikap bijak dan toleran dalam bermuamalah dengan sesama Muslim, meskipun terdapat perbedaan dalam beberapa aspek ibadah atau pemahaman. 5. Mengutamakan Akhlak Mulia. Mereka menonjolkan akhlak yang mulia, seperti kejujuran, amanah, kesabaran, dan keadilan, sesuai dengan tuntunan Rasulullah ﷺ. Ahlussunnah wal Jamaah adalah golongan yang tetap teguh di atas jalan kebenaran, menjaga akidah yang murni, dan menjadi teladan dalam persatuan serta akhlak mulia. Dengan memahami kriteria dan tanda-tanda Ahlussunnah wal Jamaah, kita dapat terus berusaha menjadi bagian dari golongan yang diridhai Allah dan Rasul-Nya. Paparan di atas, lebih detail bisa dilihat pada referensi berikut: 1. Syarah Ushul I'tiqad Ahlussunnah wal Jamaah - Karya Imam Al-Lalikai 2. Al-I'tisham - Karya Imam Asy-Syatibi 3. Ar-Risalah - Karya Imam Asy-Syafi'i 4. Hilyatul Awliya wa Thabaqatul Asfiya - Karya Abu Nu'aim Al-Ashbahani 5. At-Tamhid - Karya Ibnu Abdil Barr smpit, sekolah, pesantren, pondok, pondokpesantren, boarding, school, boardingschool, hebat, bagus, unggul, unggulan, cilegon, banten
Di Pesantren Al-Hanif Cilegon, ada spanduk yang menghiasi halaman depan kelas, yang bertuliskan "You Can Be Amazing". Tulisan sederhana ini menyimpan pesan yang mendalam, bertujuan untuk memotivasi para santri agar terus berusaha menjadi luar biasa dalam berbagai aspek kehidupan. 1. Menjadi Hamba yang Luar Biasa di Mata Allah Dalam Islam, setiap individu memiliki potensi untuk menjadi hamba yang luar biasa. Allah berfirman: وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ ࣖ "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Ankabut: 69) Ayat ini menunjukkan bahwa siapa saja yang berusaha sungguh-sungguh dalam kebaikan, akan mendapatkan bimbingan Allah menuju kesuksesan. Santri sebagai generasi muda Islam memiliki kesempatan besar untuk mengukir prestasi, baik dalam bidang keilmuan, akhlak, maupun amal ibadah. Rasulullah ﷺ juga bersabda: خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia." (HR. Ahmad) Pesan ini menekankan pentingnya menjadi individu yang memberikan manfaat bagi lingkungan. Dengan semangat "You Can Be Amazing", santri didorong untuk tidak hanya mengejar keberhasilan pribadi, tetapi juga menjadi teladan dalam masyarakat. 2. Menguatkan Keyakinan Diri Dari sisi psikologi, motivasi memiliki peran besar dalam pembentukan kepercayaan diri. Pesan "You Can Be Amazing" secara langsung menanamkan pola pikir positif (positive mindset) kepada santri. Mereka diajak untuk percaya bahwa mereka memiliki potensi unik yang dapat dikembangkan. Dalam teori self-affirmation, menyatakan atau mengingatkan diri sendiri tentang nilai positif dapat meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi rasa takut akan kegagalan. Kalimat "You Can Be Amazing" adalah bentuk afirmasi yang memberikan penguatan emosional kepada santri untuk menghadapi tantangan. Psikolog Carol Dweck memperkenalkan konsep growth mindset, yaitu keyakinan bahwa kemampuan dapat berkembang melalui usaha dan belajar. Pesan ini mengajarkan bahwa "menjadi luar biasa" bukanlah bakat bawaan, melainkan hasil dari proses belajar yang terus-menerus. 3. Menjadi Pribadi yang Berdampak Dalam kehidupan sehari-hari, semangat untuk "menjadi luar biasa atau unggul" tidak hanya terbatas pada capaian akademik atau materi. Lebih dari itu, semangat ini mengajarkan pentingnya menjadi pribadi yang: 1) Memiliki Integritas: Kejujuran dan komitmen terhadap nilai-nilai Islam adalah bagian dari karakter luar biasa. 2) Berjiwa Sosial: Membantu sesama dan berkontribusi bagi masyarakat menjadi salah satu ukuran kesuksesan sejati. 3) Pantang Menyerah: Kehidupan sering kali penuh tantangan. Pesan ini mengajarkan santri untuk terus berusaha meskipun menghadapi kesulitan. Seorang santri yang memahami makna "You Can Be Amazing" akan melihat dunia sebagai ladang amal dan kesempatan untuk memberikan yang terbaik. Mereka tidak hanya akan menjadi kebanggaan pesantren, tetapi juga agen perubahan yang membawa maslahat bagi umat. Kesimpulan Spanduk bertuliskan "You Can Be Amazing" di Al-Hanif Islamic Boarding School, Cilegon, Banten-Indonesia, bukan sekadar dekorasi. Ia adalah panggilan bagi para santri untuk mengeksplorasi potensi diri, berbuat kebaikan, dan menghadapi dunia dengan percaya diri. Dari sisi agama, pesan ini mengajarkan untuk menjadi hamba yang unggul di mata Allah. Dari sisi psikologi, ia membangun pola pikir positif dan kepercayaan diri. Dari sisi kehidupan, ia menginspirasi untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama. Mari jadikan pesan ini sebagai pengingat harian, bahwa setiap dari kita memiliki potensi untuk menjadi luar biasa, asalkan kita berusaha dengan iman, ilmu, dan amal. Lebih jelasnya bisa dikaji pada: 1. Al-Qur'an dan Terjemahannya. Kementerian Agama Republik Indonesia. 2. Ahmad, Musnad. (Hadits no. 9022). 3. Steele, C. M. (1988). The psychology of self-affirmation: Sustaining the integrity of the self. Advances in Experimental Social Psychology, 21, 261–302. 4. Dweck, C. S. (2006). Mindset: The New Psychology of Success. Random House.
Rukun Islam adalah lima pokok dasar yang menjadi fondasi kehidupan seorang muslim. Rukun Islam ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim yang telah memenuhi syarat, seperti baligh (dewasa) dan berakal. Rukun Islam terdiri dari: 1. Syahadat 2. Shalat 3. Zakat 4. Puasa Ramadhan 5. Haji (bagi yang mampu) Kelima rukun ini merupakan fondasi utama dalam menjalankan agama Islam dan menjadi ciri khas seorang muslim. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad ﷺ: بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَالْحَجِّ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ. "Islam dibangun atas lima perkara: Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan haji ke Baitullah bagi yang mampu." (HR. Bukhari dan Muslim) Penjelasan Masing-Masing Rukun Islam 1. Syahadat Syahadat adalah persaksian bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah ﷻ dan bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah utusan Allah Ta’ala. Kalimat syahadat adalah: o أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا الله (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah). o وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله (Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah). Syahadat merupakan pintu masuk ke dalam Islam. Dengan mengucapkan dan meyakini syahadat, seseorang dianggap telah memeluk Islam. Syahadat juga menjadi fondasi bagi rukun Islam lainnya. 2. Shalat Shalat adalah ibadah wajib yang dilakukan lima waktu sehari semalam, yaitu Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Shalat merupakan sarana komunikasi langsung antara hamba dan Allah ﷻ. Allah Ta’ala berfirman: اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا "Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa': 103) Shalat juga menjadi pembeda antara muslim dan non-muslim. Nabi Muhammad ﷺ bersabda: الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلَاةُ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ "Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya, maka dia telah kafir." (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Nasai) 3. Zakat Zakat adalah kewajiban untuk menyisihkan sebagian harta kepada orang yang berhak menerimanya. Zakat bertujuan untuk membersihkan harta dan membantu orang-orang yang membutuhkan. Allah ﷻ berfirman: خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka." (QS. At-Taubah: 103) Zakat hanya diwajibkan bagi muslim yang memiliki harta mencapai nisab (batas minimum) dan telah dimiliki selama satu tahun (haul). 4. Puasa Ramadhan Puasa Ramadhan adalah ibadah wajib yang dilakukan selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan. Puasa dilakukan dengan menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan dan rasa empati terhadap orang yang kurang beruntung. Allah berfirman: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183) 5. Haji Haji adalah ibadah wajib yang dilakukan di Mekah, khususnya di Masjidil Haram dan sekitarnya. Haji diwajibkan bagi muslim yang mampu secara fisik, finansial, dan keamanan. Ibadah haji dilakukan pada bulan Dzulhijjah. Allah ﷻ berfirman: وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ ۙ "Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh." (QS. Al-Hajj: 27) Haji merupakan simbol persatuan umat Islam dari seluruh dunia. Pentingnya Rukun Islam dalam Kehidupan Muslim 1. Sebagai Identitas Seorang Muslim Rukun Islam adalah ciri khas yang membedakan seorang muslim dari non-muslim. Melaksanakan Rukun Islam dengan baik menunjukkan komitmen seseorang terhadap agamanya. 2. Membangun Hubungan dengan Allah ﷻ Rukun Islam, terutama shalat dan puasa, adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ dan meningkatkan ketakwaan. 3. Membangun Kepedulian Sosial Zakat dan haji mengajarkan kepedulian terhadap sesama dan persatuan umat Islam. 4. Menyucikan Diri dan Harta Puasa dan zakat membantu membersihkan jiwa dan harta dari hal-hal yang tidak baik. Dirangkum dari beberapa Referensi
Segala puji bagi Allah ﷻ yang telah memberikan kita kesempatan untuk menikmati bulan suci Ramadhan hingga paruh kedua ini. Bulan yang penuh berkah, ampunan, dan rahmat ini adalah kesempatan emas untuk meningkatkan kualitas ibadah kita. Marilah kita bersama-sama merenungkan kembali ibadah yang telah kita lakukan dan berkomitmen untuk meningkatkan kualitasnya di sisa Ramadhan ini. Refleksi atas Ibadah yang Sudah Dilakukan Sebelum melangkah lebih jauh, mari sejenak kita melakukan muhasabah (introspeksi diri). Bagaimana ibadah kita selama paruh pertama Ramadhan? Apakah tilawah Al-Qur’an kita sudah konsisten? Sudahkah kita menjaga shalat malam (qiyamul lail) dengan istiqamah? Berapa banyak sedekah yang telah kita keluarkan untuk membantu sesama? Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Jika selama ini masih ada kekurangan, jangan berkecil hati. Ramadhan adalah bulan pembelajaran, dan paruh kedua ini adalah kesempatan untuk memperbaiki diri. Mari kita jadikan momen ini sebagai titik balik untuk lebih bersemangat dalam beribadah. Cara Meningkatkan Kualitas Ibadah 1. Tilawah Al-Qur’an Bagi kita, tilawah Al-Qur’an adalah amalan harian yang tidak boleh terlewat. Di paruh kedua Ramadhan ini, kita harus meningkatkan target tilawah. Jika sebelumnya membaca 1 juz per hari, cobalah untuk menambah menjadi 2 juz. Jadikan Al-Qur’an sebagai sahabat terdekat, terutama di 10 hari terakhir Ramadhan yang penuh kemuliaan. 2. Shalat Malam (Qiyamul Lail) Shalat malam adalah ibadah yang sangat dianjurkan, terutama di bulan Ramadhan. Jika sebelumnya kita mungkin melewatkannya, mari mulai bangun di sepertiga malam terakhir untuk bermunajat kepada Allah ﷻ. Semoga kita bisa menjadikan ini sebagai kebiasaan yang tidak hanya dilakukan di Ramadhan, tetapi juga di bulan-bulan berikutnya. 3. Sedekah Sedekah adalah bukti nyata keimanan kita. Di paruh kedua Ramadhan ini, perbanyaklah sedekah, baik berupa materi maupun non-materi. Bantu sesama, berbagi makanan berbuka, atau sekadar memberikan senyuman tulus kepada orang lain. Ingat, sedekah tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga membersihkan hati. 4. I’tikaf di 10 Hari Terakhir Menjelang 10 hari terakhir Ramadhan, mari persiapkan diri untuk i’tikaf. Manfaatkan waktu ini untuk lebih fokus beribadah, menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat, dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Luangkan waktu sejenak dari kesibukan duniawi untuk beri’tikaf, meskipun hanya di rumah atau masjid terdekat. Motivasi bagi Kita Semua Kita harus mengingat bahwa Ramadhan adalah bulan latihan. Ibadah yang kita lakukan di bulan ini akan membentuk kebiasaan baik yang bisa kita bawa ke bulan-bulan berikutnya. Jangan lelah untuk terus meningkatkan tilawah, shalat malam, dan sedekah. Setiap ayat yang dibaca, setiap rakaat shalat, dan setiap rupiah yang disedekahkan, akan menjadi bekal berharga di akhirat kelak. Mari kita manfaatkan sisa Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai kita melewatkan momen-momen berharga ini hanya karena kesibukan duniawi. Ingatlah, Ramadhan adalah kesempatan untuk meraih pahala berlipat ganda dan mendapatkan ampunan dari Allah ﷻ. Marilah kita bersama-sama memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, terutama menjelang 10 hari terakhir Ramadhan. Ajak keluarga, kerabat, dan tetangga untuk meningkatkan ibadah. Jadikan rumah-rumah kita sebagai tempat yang dipenuhi dengan tilawah Al-Qur’an, shalat berjamaah, dan sedekah. Mari kita berlomba-lomba dalam kebaikan, karena sesungguhnya kebaikan itu akan kembali kepada kita sendiri. Penutup Ramadhan adalah hadiah terindah dari Allah ﷻ. Mari kita jadikan paruh kedua Ramadhan ini sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas ibadah, meraih ampunan, dan mendekatkan diri kepada-Nya. Semoga Allah ﷻ menerima semua amal ibadah kita dan memberikan kekuatan untuk tetap istiqamah hingga akhir Ramadhan. Aamiin ya Rabbal ‘alamin. Al-Hanif Islamic Boarding School (AHIBS) Membangun Generasi Qur’ani, Berakhlak Mulia, dan Berprestasi.
Al-Hanif Islamic Boarding School adalah sekolah Islam terpadu yang bercita-cita untuk mencetak generasi penerus bangsa yang hanif, cerdas, dan mandiri. Kami memadukan pendidikan agama Islam yang kokoh dengan kurikulum pendidikan umum yang berkualitas, untuk menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan globalisasi.
Menjadi sekolah Islam terpadu yang unggul dalam mencetak generasi yang hanif, cerdas dan mandiri.
Memahami islam berdasarkan Al-Quran dan As Sunnah menurut pemahaman salaful ummah
Menggunakan kurikulum Nasional (Diknas), Kurikulum Asrama dan Kurikulum Karakter Nabawiyah
Kegiatan
Lengkap dengan:
Lengkap dengan:
Management